Rabu, 25 Mei 2016

Bikin Pesawat Reusable, India Saingi Perusahaan Antariksa AS



Bikin Pesawat Reusable, India Saingi Perusahaan Antariksa AS  
Badan antariksa India, ISRO, melakukan uji coba pesawat antariksa yang bisa kembali ke Bumi dan dipakai lagi pada 23 Mei 2016. Pesawat itu diberi nama Reusable Launch Vehicle-Technology Demonstrator (RLV-TD). (Dok. ISRO)
 
Jakarta, CB -- Selama ini perusahaan perakit wahana antariksa besutan Elon Musk, SpaceX, dan Blue Origin yang didirikan Jeff Bezos, berlomba-lomba mengembangkan pesawat antariksa reusable. Teknologi ini tak lama kemudian diadopsi oleh India.

Konsep reusable yang diterapkan oleh SpaceX dan Blue Origin memang sesuai arti harfiahnya, yakni pesawat yang bisa kembali ke Bumi dan dipakai lagi. Hal ini bertujuan menekan biaya penerbangan luar angkasa.

Kabar baik datang dari India yang telah berhasil meluncurkan pesawat antariksa berteknologi reusable pada Senin kemarin (23/5) sebagai uji coba penerbangan.

Dari pernyataan badan antariksa India, Indian Space Research Organisation (ISRO), pesawat yang diberi nama Reusable Launch Vehicle-Technology Demonstrator (RLV-TD) itu telah meluncur ke luar angkasa dengan sukses.

Pesawat RLV-TD diluncurkan dari Satish Dhawan Space Centre di Sriharikota, Andhra Pradesh, pukul 7.00 pagi waktu setempat dengan mesin roket pendorong HS9.

Bentuk RLV-TD menyerupai pesawat ulang-alik, yakni memiliki sayap pada bagian samping dan bodinya berwarna hitam. Yang jelas, RLV-TD masih seperlima dari ukuran aslinya.



Pihak ISRO mengatakan setelah lepas landas, ketinggian RLV-TD mencapai 64.373 meter sebelum ia mulai terbang landai pada kecepatan Mach 5 dan menceburkan dirinya dengan selamat di teluk Bay of Bengal yang jaraknya 450 kilometer dari lokasi ia meluncur. Mengutip Time, uji coba perjalanan dari meluncur hingga mendarat ini hanya memakan waktu 13 menit.

Kesuksesan proses uji coba tersebut mengundang harapan bahwa India akan sukses mengembangkan pesawat RLV-TD menjadi ukuran semestinya dan bersaing dengan perusahaan sekelas SpaceX, Blue Origin, hingga NASA.

"Seiring upaya India agar bisa sejalan dengan apa yang dilakukan SpaceX dan Blue Origin, masih banyak hal lebih lanjut yang harus diperhatikan, baik dari segi teknis dan perspektif biaya," ucap pakar kedirgantaraan dari perusahaan konsultansi AlixPartners, David Wireman kepada Bloomberg.

Ia menyambung, "meski kendala teknis masih tinggi, namun masuk akal jika India ke depannya akan sukses."



Uji coba ISRO turut menuai tanggapan dari Perdana Menteri India Narendra Modi yang memberi selamat melalui akun Twitter resminya.

Kicauan Perdana Menteri India, Narendra Modi, mendukung program antariksa ISRO.

India dilaporkan telah berencana mengeluarkan US$1,1 miliar atau setara Rp15 triliun untuk program antariksa pada Maret 2017. Meski terlihat sangat mahal, angka itu masih di bawah NASA yang mendapatkan anggaran tahunan sekitar US$19 miliar per tahun atau setara Rp259 triliun.




Credit  CNN Indonesia