Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Vietnam Tran Dai Quang. (Reuters/Carlos Barria)
Dikutip dari CNN, dengan berakhirnya embargo, AS menunjukkan itikad baik untuk meningkatkan hubungan usai ketegangan perang dan memulai kembali kerja sama ekonomi dan militer.
Pencabutan embargo ini juga menyiratkan komitmen AS dalam memperkuat pengaruh mereka di Asia untuk menandingi China, yang menjadi salah satu fokus utama kebijakan Obama. AS memberikan bantuan kepada negara-negara kecil di Asia, terutama mereka yang berseteru dengan China soal sengketa Laut China Selatan.
"Keputusan untuk mencabut larangan [penjualan senjata] tidak berdasarkan China atau pertimbangan lainnya. Tapi didasarkan keinginan kami melengkapi proses panjang upaya normalisasi hubungan dengan Vietnam," kata Obama di Hanoi, Senin (23/5).
Obama menambahkan, AS ingin membantu Vietnam meningkatkan keamanan laut mereka. "Tapi saya menekankan bahwa keputusan mencabut embargo adalah cerminan dari perubahan sifat hubungan kedua negara," ujar Obama.
Dalam beberapa tahun terakhir, China sangat agresif mengklaim Laut China Selatan yang diyakini kaya minyak. China membangun pulau buatan dan pangkalan militer, meresahkan negara pengklaim lainnya seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, Taiwan dan Brunei.
Kekhawatiran negara-negara tetangga China semakin menjadi saat Beijing meningkatkan porsi anggaran militer mereka hingga 10 persen pada 2015, menjadi US$145 miliar.
"Vietnam dan negara-negara kecil lainnya di Asia Tenggara semakin prihatin pada langkah Beijing dan keinginan mereka memperluas wilayah," kata Bruce Klingner, peneliti dari Heritage Foundation.
AS menegaskan sengketa itu harus diselesaikan dengan damai. Sementara China menolak campur tangan AS dan internasionalisasi masalah ini.
Sandy Pho, peneliti di lembaga Kissinger Institute on China, Wilson Center, Washington, mengatakan Obama ingin menunjukkan pada dunia bahwa Vietnam adalah mitra strategis AS. Namun dia menambahkan, peran China dalam mempengaruhi keputusan Obama ini tidak bisa dikesampingkan.
"China jelas menjadi faktornya. Apa pun yang dilakukan AS, China selalu menjadi latar belakangnya," kata Pho.
Alasan ekonomi
Selain itu, alasan ekonomi juga melandasi pencabutan embargo AS ke Vietnam. Sebagai salah satu negara yang perekonomiannya mulai menanjak di Asia, Vietnam akan menjadi pasar menggiurkan yang berpotensi meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan di sektor pertahanan AS.
Vietnam merupakan negara paling pro-Amerika di Asia. Berdasarkan jajak pendapat Pew Survey tahun 2015, sebanyak 76 persen warga Vietnam senang dengan Amerika, sementara hanya 20 persen yang memilih China.
Vietnam juga merupakan anggota pakta perdagangan Trans Pacific Partnership, TPP. AS adalah investor ketujuh terbesar Vietnam dengan angka perdagangan kedua negara mencapai US$44,5 miliar tahun lalu.
Pencabutan embargo selain memantapkan hubungan kedua negara juga menguntungkan AS yang akan kebanjiran pesanan senjata dari Vietnam. Pasalnya Vietnam adalah importir senjata terbesar kedelapan dunia dengan anggaran pembelian senjata Vietnam yang meningkat 699 persen dari 2011 hingga 2015, berdasarkan data Stockholm International Peace Research Institute.
"Langkah Obama ini untuk memperkuat hubungan dengan Vietnam sebagi bagian dari strategi 'penyeimbang'. Unsur kunci dari upaya ini adalah penjualan di bidang militer," kata Jon Grevatt dan Paul Burton dari lembaga konsultan keamanan IHS Jane's dalam pernyataannya.
Analisa IHS menemukan bahwa Vietnam perlu peningkatan kemampuan keamanan maritim, termasuk pesawat patroli, radar pesisir, dan kapal angkatan laut, semua alutsista yang diproduksi oleh AS.
Dengan pencabutan embargo ini, tidak hanya untuk mengatasi pengaruh China, AS juga akan menanggalkan ketergantungan Vietnam pada Rusia. Pasalnya, Vietnam sejak lama merupakan pembeli senjata dari Rusia.
"Dengan pencabutan larangan sepenuhnya, Vietnam menghapuskan pengaruh Moskow dan bisa membeli sistem pertahanan militer darat dan udara yang lebih luas dari AS," lanjut Grevatt dan Burton.
Credit CNN Indonesia