Senin, 30 Mei 2016

Rusia akan percanggih kapal induk Kuznetzov pada 2017


Rusia akan percanggih kapal induk Kuznetzov pada 2017
Satu pesawat tempur Sukhoi Su-33D terbang di atas geladak tempur kapal induk Angkatan Laut Rusia, Admiral Kuznetzov. Kapal induk ini menganut sistem peluncuran pesawat tempur memakai landas pacu yang diangkat. Sistem serupa juga dipakai kapal induk Angkatan Laut Kerajaan Inggris, HMS Invincible. Admiral Kuznetzov mampu membawa 12 Sukhoi Su-33D, 20 MiG-29K/KUB, empat Sukhoi Su-25UTG/UBP, empat helikopter Kamov Ka-27LD32, 18 Kamov Ka-27PL, dan dua Kamov Ka-27PS. (www.veterantoday.com)
 
Moskow (CB) - Kapal induk Angkatan Laut Rusia, Admiral Kuznetzov, akan menjalani program perawatan berat dan modernisasi pada awal 2017, berdasarkan kontrak yang telah ditandatangani dengan galangan kapal pemenang tender, United Shipbuilding Corporation. Kantor Berita TASS menyatakan, pekerjaan besar itu meliputi semua aspek pada tubuh kapal induk itu. 

“Pekerjaan segera dimulai setelah kapal induk itu tiba dari pelayaran jarak jauh dan lama di Laut Mediterania pada kuartal pertama 2017 dan baru akan selesai sekitar tiga tahun kemudian,” kata sumber Kantor Berita TASS, sebagaimana dikutip dari Jakarta, Kamis. 

Admiral Kuznetzov yang masih memakai mesin uap turbin dengan panjang total kapal 305 meter, diluncurkan menjelang Perang Dingin berakhir, pada 1985, dari salah satu wilayah Uni Soviet, Ukraina, dan tidak pernah menjalani perawatan berat lagi sejak perawatan berkala pada 1996-1998. 

Pada pertengahan 2015 dia melewatkan tiga bulan masa perawatan di dok kering galangan kapal Roslyakovo, Rusia. 

Admiral Kuznetzov —mengambil nama Admiral Nikolai Gerasimovitch Kuznetzov— diluncurkan oleh penguasa Uni Soviet saat itu, Leonid Brezhnev, dan saat diluncurkan dia dinamai Riga, lalu berubah menjadi Tbilisi saat uji pelayaran, dan diganti lagi menjadi namanya yang sekarang. 

Di kelasnya, kapal induk penjelajah (kelas yang tidak ada penyetaraannya dalam klasifikasi arsenal laut NATO), Admiral Kuznetzov yang berbobot mati 43.000 ton dan bobot maksimal 61.390 ton, hanya memiliki satu kapal kembar, yaitu Varyag.

Kapal induk Varyag sempat dikuasai Ukraina, yang kemudian dijual Angkatan Laut Ukraina setelah pecah dari Uni Soviet kepada China. Oleh China, Varyag lalu diberi nama Liaoning. 

Menurut sumber Kantor Berita TASS itu, modernisasi Admiral Kuznetzov terdiri dari dua fase, termasuk peningkatan kemampuan atau penggantian subsistem dan perangkat kerasnya. Nilai kontrak yang akan ditandatangani pada Juni nanti itu disebut miliaran rubel dan melibatkan juga penilaian teknis dari Biro Perancang Nevskoye.



Credit  ANTARA News