Rabu, 25 Mei 2016

Anggaran Militer Vietnam Naik Jadi Rp 68 Triliun

Anggaran Militer Vietnam Naik Jadi Rp 68 Triliun  

M109 Paladin adalah howitzer self-propelled, sering disebut mobile artillery atau artileri bergerak, kaliber 155 mm. Paladin dikembangkan oleh Ground System Division of United Defense LP (sekarang BAE Systems Land and Armaments). M109 Paladin mulai memperkuat militer Amerika Serikat sejak awal dekade 1960-an. Artileri ini telah mengalami banyak pertempuran, seperti Perang Vietnam, Perang Yom Kippur, Perang Irak-Iran, Perang Teluk, dan Perang Irak. M109 Paladin telah mengalami beberapa kali modernisasi untuk menyesuaikan dengan teknologi perang yang semakin canggih. Hingga kini, M109 telah dikembangkan sebanyak12 varian. wikipedia.org
 
CB, Jakarta - Vietnam telah meningkatkan anggaran belanja militernya hingga US$ 5 miliar atau sekitar Rp 68 triliun, menyusul pencabutan embargo militer Amerika Serikat pada 2014. Kebijaksanaan Vietnam ini memicu sejumlah negara di Asia Tenggara untuk meningkatkan kemampuan militernya guna mengimbangi Vietnam.

Tahun lalu, menurut Stockholm International Peace Research Institute, anggaran Vietnam untuk membeli peralatan tempur ialah US$ 4,4 miliar, sekitar Rp 59,9 triliun atau 8 persen dari total belanja negara. Angka ini tampak sangat dramatis bila menengok anggaran militer pada 2005. Saat itu, Vietnam mengeluarkan fulus US$ 1 miliar (Rp 13,6 triliun).

Jon Grevatt dari Asia Pacific Defense Industry Analyst di IHS Jane's memperkirakan belanja pertahanan Vietnam meningkat dari Rp 68 triliun tahun ini menjadi US$ 6,2 miliar atau sekitar Rp 84,4 triliun pada 2020.

Jumlah ini boleh dibilang meningkat sangat  tinggi, meski bila dibandingkan dengan anggaran belanja militer negara-negara di dunia, anggaran Vietnam tidak seberapa. Amerika Serikat adalah negara yang tercatat paling besar menghabiskan dana untuk pertahanan. Menurut data SIPRI, Amerika mengeluarkan dana US$ 596 miliar atau sekitar Rp 8.109 triliun pada 2015. Cina menempati urutan kedua dengan anggaran US$ 215 miliar atau Rp 2.925 triliun pada tahun lalu.

Selama berapa tahun ini, sekitar 80 persen anggaran militer Vietnam digunakan untuk membeli perlengkapan tempur dari Rusia.

Vietnam juga telah meningkatkan kemampuan tempur, baik di darat maupun di laut, terutama di pantai. Mereka memerlukan senjata antibaterai untuk kapal perang dan misil. "Seluruh kekuatan udara Vietnam dipasok dari Rusia," tulis CNN.

Sejak Amerika mencabut sanksi militer ke Vietnam pada 2014, negeri Abang Sam itu mulai membanjiri Vietnam dengan berbagai senjata perang. Baru-baru ini, Amerika mengirimkan enam kapal perang ke Vietnam untuk membantu memperkuat pengawalan pantai dan melawan ambisi Cina di Laut Cina Selatan.




Credit  TEMPO.CO