Selasa, 31 Mei 2016

Erdogan Tuduh Rusia Persenjatai Militan PKK


Erdogan Tuduh Rusia Persenjatai Militan PKK  
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menuduh Rusia memasok persenjataan antipesawat dan roket kepada Partai Pekerja Kurdistan, PKK, melalui Irak dan Suriah. (Reuters/Kayhan Ozer/Presidential Palace Press Office)
 
Jakarta, CB -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menuduh Rusia memasok persenjataan antipesawat dan roket kepada Partai Pekerja Kurdistan, PKK, yang dianggap sebagai kelompok teroris.

Surat kabar pro-pemerintah Turki, Star, melaporkan bahwa Erdogan menuduh Moskow mengirimkan senjata kepada PKK melalui Irak dan Suriah.

"Pada saat ini, teroris menggunakan senjata antipesawat dan rudal yang disediakan oleh Rusia. Organisasi teroris separatis itu dilengkapi dengan berbagai senjata ini, yang dikirimkan melalui Suriah dan Irak," kata Erdogan di pesawat pada Senin (30/5) usai mengunjungi provinsi Diyarbakir selama akhir pekan.


"Organisasi teroris separatis" merupakan istilah yangkerap kali digunakan oleh pemerintah Turki untuk menyebut PKK, kelompok yang telah melakukan pemberontakan selama tiga dasawarsa.

Pemberontakan itu menewaskan lebih dari 40.000 orang, sebagian besar merupakan anggota militan PKK di wilayah Kurdi di tenggara.

Meski sebelumnya Erdogan pernah menuding Rusia mendukung pejuang Kurdi di Suriah, ini merupakan kali pertama Erdogan menuduh Moskow memasok senjata kepada PKK, kelompok yang juga dipandang sebagai teroris oleh Amerika Serikat dan Eropa.

Namun, Rusia mengatakan Turki harus menunjukkan bukti atas tuduhan tersebut. "Ketika seseorang mengatakan sesuatu, biarkan mereka menunjukkan buktinya," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov, seperti dikutip oleh kantor berita Interfax.

Memperbaiki hubungan

Namun, Wakil Perdana Menteri Turkey, Numan Kurtulmus, relatif optimis tentang prospek perbaikan hubungan dengan Rusia, meski hubungan keduanya merenggang sejak Turki menembak jatuh pesawat perang Rusia tahun lalu.

"Baik Rusia maupun Turki tak akan mampu mengorbankan hubungan mereka satu sama lain," kata Kurtulmus yang merupakan juru bicara resmi pemerintah.

"Saya berharap ketegangan seperti ini tidak pernah muncul, tapi saya percaya bahwa hubungan Turki-Rusia bisa diperbaiki dalam waktu singkat. Kedua negara tidak memiliki masalah yang tidak bisa diatasi. Saya berharap bahwa masalah ini akan diselesaikan melalui dialog," ujarnya.

Namun, Kurtulmus tidak memaparkan komentar mengenai tuduhan dukungan militer Rusia untuk PKK yang dilontarkan Erdogan.

Ankara juga mempertimbangkan pejuang YPG Kurdi di Suriah untuk dikategorikan sebagai organisasi teroris. Turki geram bahwa Rusia dan Amerika Serikat mendukung YPG dalam pertempuran di Suriah.

Turki sendiri merupakan salah satu negara NATO yang bergabung dalam koalisi melawan ISIS di Suriah. Turki juga vokal melawan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad yang didukung oleh Moskow.

April lalu, Presiden Rusia, Vladimir Putin, menjanjikan dukungannya terhadap Kurdi di Suriah, dan menilai mereka adalah kekuatan yang serius dalam memerangi terorisme ISIS.

Sementara, Moskow menuduh Ankara menghalangi pasukan Kurdi dalam pertempuran melawan ISIS, serta menggunakan kebijakan antiterorisme sebagai dalih untuk menindak organisasi Kurdi di Suriah dan Turki.







Credit  CNN Indonesia