Kamis, 26 Mei 2016

RI Punya Cadangan Minyak 21,5 Miliar Barel yang Belum Bisa Diambil


 
RI Punya Cadangan Minyak 21,5 Miliar Barel yang Belum Bisa Diambil 
 Foto: BBC
 
Jakarta -Cadangan terbukti (proven reserve) minyak Indonesia bukan hanya 3,7 miliar barel saja, tapi masih ada tambahan 21,5 miliar barel lagi. Namun, cadangan yang dihitung hanya 3,7 miliar barel, karena yang lainnya tidak ekonomis untuk diekstraksi.

"Sekarang cadangan terbukti kita 3,7 miliar barel, ada lagi 21,5 miliar barel yang juga proven tetapi tidak ekonomis," kata Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, saat ditemui di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (25/5/2016).

Wiratmaja menjelaskan, cadangan minyak sebanyak 21,5 miliar barel itu berada di tempat-tempat terpencil yang sulit dijangkau dan sangat tersebar, bukan cadangan dalam jumlah besar yang terkonsentrasi di satu lokasi.

Untuk mengambil minyak dari lokasi-lokasi itu sangat sulit, jumlahnya pun kecil-kecil sehingga secara ekonomis tidak layak dikembangkan. "Istilahnya marginal field, lokasinya jauh-jauh, jumlahnya kecil, ongkos ngebornya berapa, tariknya berapa, itu sudah nggak ekonomis," paparnya.

Namun, bukan berarti cadangan itu didiamkan begitu saja. Pihaknya terus mencari cara agar cadangan-cadangan tersebut bisa ekonomis dan dapat dieksploitasi. "Kecil-kecil dan ada di mana-mana. Bagaimana supaya ini bisa diambil, produksi kita bisa naik, harus dibuat ekonomis," ujar Wiratmaja.

Walaupun masih ada cadangan sebesar itu, menurut Wiratmaja, Indonesia tetap akan terus bergantung pada impor minyak. Tentu tak seluruh cadangan nantinya bisa diproduksi, penambahan produksi minyak tak akan terlalu besar.

Sebab, konsumsi minyak Indonesia saat ini sudah 1,6 juta barel per hari (bph), dan meningkat hingga 2,2 juta bph dalam 10 tahun ke depan, impor minyak adalah sesuatu yang tidak terhindarkan lagi. Yang bisa dilakukan kini hanya meminimalkan impor.

"Kebutuhan kita sekarang saja sudah 1,6 juta bph, tahun 2025 bisa 2,2 juta bph. Impor tak akan bisa dihilangkan kecuali kita menemukan sumber minyak baru yang besar-besar. Tapi pasti mengurangi impor kalau itu bisa diproduksi," tutupnya.




Credit  detikfinance