Tank leopard di Batalyon Kavaleri 1
Cijantung, Jakarta Timur, September 2015. Batalyon ini mengoperasikan 12
tank leopard dan tiga tank scorpion. (CNN Indonesia/Abraham Utama)
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Mulyono mengatakan, terdapat ratusan unit tank serupa yang belum dikirim ke Indonesia. Menurutnya, sisa tank yang dipesan itu masih dalam proses pengiriman.
"Sekarang ada sekitar 50 unit, masih kurang 100 lagi," kata Mulyono di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta, Rabu (25/5).
Mulyono menyampaikan, seratus unit tank akan dikirim secara bertahap hingga target rencana strategis tahun 2019 tercapai. Saat ini, TNI AD masih mengkaji lokasi penempatan ratusan tank yang akan datang.
"Kami akan tetap tambah, tapi lokasi akan kami kaji kembali. Namun yang jelas sekarang (50 tank) sudah kami pusatkan dulu di Bataliyon Kaveleri Kostrad," ujar Mulyono.
Mulyono berkata, perawatan alutsista tersebut masih menjadi tanggung jawab pabrikan Leopard. TNI AD ikut memeliharanya. Namun jika ada kerusakan atau masalah lain, pihaknya akan menyerahkan kepada pihak penjual.
"Sekarang ini masih dalam pemeliharaan mereka, jadi kalau kami gunakan terjadi apa-apa masih kepada mereka, karena secara penuh belum diserahkan kepada kami," katanya.
"Leopard ini, untuk perawatannya pun nanti Pindad dilibatkan. Untuk upgrade Pindad juga dilibatkan. Juga untuk pengadaan yang lain, Avibras, Arhanud, rudalnya," kata Silmy.
Dia menambahkan, PT Pindad akan terus memproduksi alutsista terbaik untuk keperluan TNI. Bahkan industri pembuatan produk militer ini akan membuat tank sendiri.
"Target (produksi tank) tentu ada tapi tentu bertahap sesuai dengan yang menjadi Renstra TNI dan Renstra industri pertahanan yang sudah digariskan oleh Kementerian Pertahanan," ujarnya.
Credit CNN Indonesia