WASHINGTON
- Citra satelit terbaru yang memantau pangkalan militer Korea Utara
(Korut) menunjukkan aktivitas kapal selam yang diduga sebagai persiapan
uji coba rudal balistik. Aktivitas itu meningkat di tengah ketegangan
antara rezim Pyongyang dan Amerika Serikat (AS) yang sudah di ambang
perang nuklir.
Aktivitas yang terpantau satelit itu berlokasi di tempat yang sama dengan lokasi uji coba rudal balistik yang ditembakkan dari kapal selam (SLBM) Pukguksong-1 pada Agustus 2016.
Gambar satelit itu muncul setelah Trump memperingatkan rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korut bahwa opsi militer AS terhadap Pyongyang sudah “terkunci dan tersaji”. Peringatan itu dianggap Pyongyang sebagai tindakan Trump yang mendorong Semenanjung Korea ke ambang perang nuklir.
Pengamat yang memantau aktivitas militer Korut dari 38North, Joseph Bermudez, mengatakan bahwa pihaknya telah melihat perubahan dari gerak-gerik kapal selam dan fasilitas yang dilewati.
“Citra satelit komersial terbaru mengungkapkan beberapa perkembangan yang menunjukkan bahwa Korea Utara dapat mempercepat pengembangan 'kaki laut' dari kekuatan nuklirnya,” katanya, seperti dilansir The Sun, semalam.
”Sejak laporan Juli, jaring atau terpal telah dipasang di atas dek depan dan belakang kapal selam guna menutupi aktivitas yang terjadi di bawahnya,” ujar Bermudez.
”Satu-satunya yang terlihat adalah pada Mei-Juli 2016 dan sebelum uji coba Pukguksong-1 yang gagal pada 9 Juli 2016,” papar Bermudez.
Korut belum mengonfirmasi laporan dari gambar satelit itu. Pemerintah AS dan Pentagon juga belum berkomentar.
Rudal balistik jarak jauh (ISBM) dan rudal balistik dari kapal selam (SLBM), rudal yang dapat membawa hulu ledak nuklir yang berpotensi digunakan rezim Kim Jong-un untuk menyerang pantai barat AS termasuk sejumlah kota seperti Los Angeles dan Seattle.
Namun, Korut diyakini belum mengembangkan kapasitas teknis untuk memasang hulu ledak nuklir di SLBM-nya.
Korut sendiri mengklai, sudah berhasil menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) untuk pertama kalinya dan mengancam akan membuat AS jadi abu dengan senjata yang bisa membawa hulu ledak nuklir itu.
Aktivitas yang terpantau satelit itu berlokasi di tempat yang sama dengan lokasi uji coba rudal balistik yang ditembakkan dari kapal selam (SLBM) Pukguksong-1 pada Agustus 2016.
Gambar satelit itu muncul setelah Trump memperingatkan rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korut bahwa opsi militer AS terhadap Pyongyang sudah “terkunci dan tersaji”. Peringatan itu dianggap Pyongyang sebagai tindakan Trump yang mendorong Semenanjung Korea ke ambang perang nuklir.
Pengamat yang memantau aktivitas militer Korut dari 38North, Joseph Bermudez, mengatakan bahwa pihaknya telah melihat perubahan dari gerak-gerik kapal selam dan fasilitas yang dilewati.
“Citra satelit komersial terbaru mengungkapkan beberapa perkembangan yang menunjukkan bahwa Korea Utara dapat mempercepat pengembangan 'kaki laut' dari kekuatan nuklirnya,” katanya, seperti dilansir The Sun, semalam.
”Sejak laporan Juli, jaring atau terpal telah dipasang di atas dek depan dan belakang kapal selam guna menutupi aktivitas yang terjadi di bawahnya,” ujar Bermudez.
”Satu-satunya yang terlihat adalah pada Mei-Juli 2016 dan sebelum uji coba Pukguksong-1 yang gagal pada 9 Juli 2016,” papar Bermudez.
Korut belum mengonfirmasi laporan dari gambar satelit itu. Pemerintah AS dan Pentagon juga belum berkomentar.
Rudal balistik jarak jauh (ISBM) dan rudal balistik dari kapal selam (SLBM), rudal yang dapat membawa hulu ledak nuklir yang berpotensi digunakan rezim Kim Jong-un untuk menyerang pantai barat AS termasuk sejumlah kota seperti Los Angeles dan Seattle.
Namun, Korut diyakini belum mengembangkan kapasitas teknis untuk memasang hulu ledak nuklir di SLBM-nya.
Korut sendiri mengklai, sudah berhasil menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) untuk pertama kalinya dan mengancam akan membuat AS jadi abu dengan senjata yang bisa membawa hulu ledak nuklir itu.
ICBM memiliki jangkauan minimum sekitar 3.418 mil, namun ada pula yang dirancang untuk menempuh jarak 6.231 mil atau lebih. Sedangkan wilayah California, AS, jaraknya sekitar 5,592 mil dari Korea Utara.
Credit sindonews.com