WASHINGTON
- James Clapper, mantan direktur intelijen nasional (DNI) Amerika
Serikat (AS) meragukan kemampuan dan kebugaran Donald Trump menjadi
presiden. Menurutnya, akan menakutkan jika Trump dalam kondisi bimbang
mengakses kode nuklir untuk mengatasi pemimpin Korea Utara (Korut) Kim
Jong-un.
Kekhawatiran mantan pemimpin intelijen era Presiden Obama ini muncul setelah Presiden Trump memimpin sebuah demonstrasi bergaya kampanye di Phoenix, Arizona, pada hari Selasa.
Clapper meragukan kondisi fisik dan kemampuan miliarder New York itu dalam memimpin AS. Terlebih, satu-satunya orang Amerika yang berhak mengakses kode nuklir untuk menyerang target hanya presiden.
Ditanya jurnalis CNN, Don Lemon, apakah kekhawatiran kondisi Trump itu bisa menjadi ancaman keamanan nasional AS, Clapper menjawab; ”Ya, tentu saja dia bisa.”
”Sekali lagi, setelah memahami tuas yang bisa dilakukan seorang presiden, sejujurnya saya khawatir, Anda tahu, itu akses terhadap kode nuklir,” ujar Clapper.
”Saya khawatir tentang aksesnya ke kode nuklir jika dia memutuskan untuk melakukan sesuatu dalam keadaan bimbang untuk mengatasi Kim Jong-un. Ini sangat menakutkan,” katanya, yang dilansir semalam (23/8/2017).
Clapper memberikan contoh hipotetis di mana pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dapat memprovokasi Trump agar kehilangan kesabarannya.
”Sebenarnya tidak ada yang bisa menghentikannya,” ujar Clapper. ”Seluruh sistem dibangun untuk memastikan respons yang cepat jika perlu. Jadi, sangat sedikit kontrol yang Anda tahu, menggunakan opsi nuklir sangat menakutkan.”
Presiden Trump di hadapan para pendukungnya di Arizona mengklaim bahwa Kim Jong-un sudah mulai menghormati AS.
”Dan Anda melihat apa yang terjadi di Korea Utara,” kata Trump. ”Tiba-tiba, saya tidak tahu, siapa yang tahu, tapi saya bisa memberi tahu Anda, apa yang saya katakan, itu tidak cukup kuat, beberapa orang bilang itu terlalu kuat, itu tidak cukup kuat,” ujarnya mengacu pada ancaman respons “api dan amarah” AS jika Kim Jong-un menyerang AS dan sekutunya.
”Saya menghormati kenyataan bahwa dia mulai menghormati kami. Dan mungkin, mungkin tidak, tapi mungkin, sesuatu yang positif bisa terjadi,” kata Trump.
Kekhawatiran mantan pemimpin intelijen era Presiden Obama ini muncul setelah Presiden Trump memimpin sebuah demonstrasi bergaya kampanye di Phoenix, Arizona, pada hari Selasa.
Clapper meragukan kondisi fisik dan kemampuan miliarder New York itu dalam memimpin AS. Terlebih, satu-satunya orang Amerika yang berhak mengakses kode nuklir untuk menyerang target hanya presiden.
Ditanya jurnalis CNN, Don Lemon, apakah kekhawatiran kondisi Trump itu bisa menjadi ancaman keamanan nasional AS, Clapper menjawab; ”Ya, tentu saja dia bisa.”
”Sekali lagi, setelah memahami tuas yang bisa dilakukan seorang presiden, sejujurnya saya khawatir, Anda tahu, itu akses terhadap kode nuklir,” ujar Clapper.
”Saya khawatir tentang aksesnya ke kode nuklir jika dia memutuskan untuk melakukan sesuatu dalam keadaan bimbang untuk mengatasi Kim Jong-un. Ini sangat menakutkan,” katanya, yang dilansir semalam (23/8/2017).
Clapper memberikan contoh hipotetis di mana pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dapat memprovokasi Trump agar kehilangan kesabarannya.
”Sebenarnya tidak ada yang bisa menghentikannya,” ujar Clapper. ”Seluruh sistem dibangun untuk memastikan respons yang cepat jika perlu. Jadi, sangat sedikit kontrol yang Anda tahu, menggunakan opsi nuklir sangat menakutkan.”
Presiden Trump di hadapan para pendukungnya di Arizona mengklaim bahwa Kim Jong-un sudah mulai menghormati AS.
”Dan Anda melihat apa yang terjadi di Korea Utara,” kata Trump. ”Tiba-tiba, saya tidak tahu, siapa yang tahu, tapi saya bisa memberi tahu Anda, apa yang saya katakan, itu tidak cukup kuat, beberapa orang bilang itu terlalu kuat, itu tidak cukup kuat,” ujarnya mengacu pada ancaman respons “api dan amarah” AS jika Kim Jong-un menyerang AS dan sekutunya.
”Saya menghormati kenyataan bahwa dia mulai menghormati kami. Dan mungkin, mungkin tidak, tapi mungkin, sesuatu yang positif bisa terjadi,” kata Trump.
Credit sindonews.com