SYDNEY
- Perdana Menteri (PM) Australia Malcolm Turnbull mengatakan, Australia
akan berperang melawan Korea Utara (Korut) jika Amerika Serikat meminta
untuk bergabung dengan sekutu. Turnbull menyamakan negara komunis di
Korea itu dengan mafia.
Komentar pemimpin Canberra ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa berbicara bukan lagi jawaban untuk ulah Korut. Turnbull setuju opsi militer militer sebagai pilihan untuk menangani Pyongyang, meski itu bukan opsi satu-satunya.
”Mereka adalah pedagang yang berdiri sendiri. Apa yang ingin mereka lakukan adalah mengintimidasi negara lain agar tidak menjatuhkan sanksi dan itulah sebabnya sanksi tersebut harus diberlakukan,” kata Turnbull dalam program Sunrise stasiun televisi Australia pada hari Kamis (31/8/2017).
”Cara terbaik bagi Korea Utara yang masuk akal adalah (sanksi) ekonomi PBB ditegakkan, dan khususnya oleh China, yang mengatakan bahwa mereka akan melakukannya. Ingat bahwa China memiliki hubungan ekonomi yang luar biasa dengan Korut. Mereka memiliki pengaruh terbesar dan karenanya merupakan tanggung jawab terbesar,” ujar Turnbull.
Ketika ditanya apakah Australia akan bergabung dengan AS dalam perang jika Trump memintanya, Turnbull mengatakan bahwa Australia siap membantu mereka dalam perang.
”Jelas, jika Amerika Serikat diserang, kami akan datang untuk membantu AS, dan sebaliknya, jika kami diserang, AS akan membantu kami,” ujarnya.
Turnbull mengatakan bahwa masyarakat global benar-benar bersatu dalam menghadapi rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korut. Sanksi yang lebih ketat, kata dia, mulai berlaku minggu depan.
”Jika Korea Utara menyerang Amerika Serikat, seperti yang sering mereka lakukan, akan ada konflik yang menjadi catatan bunuh diri dari sudut pandang Korea Utara,” katanya. ”Kim Jong-un sedang memainkan permainan yang sangat berbahaya.”
Sebelumnya, saat berbicara di Channel Nine, semalam, Turnbull mengatakan bahwa perilaku negara nakal tersebut semakin meningkat setelah mereka melepaskan sebuah rudal ke Jepang pada hari Selasa.
Komentar pemimpin Canberra ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa berbicara bukan lagi jawaban untuk ulah Korut. Turnbull setuju opsi militer militer sebagai pilihan untuk menangani Pyongyang, meski itu bukan opsi satu-satunya.
”Mereka adalah pedagang yang berdiri sendiri. Apa yang ingin mereka lakukan adalah mengintimidasi negara lain agar tidak menjatuhkan sanksi dan itulah sebabnya sanksi tersebut harus diberlakukan,” kata Turnbull dalam program Sunrise stasiun televisi Australia pada hari Kamis (31/8/2017).
”Cara terbaik bagi Korea Utara yang masuk akal adalah (sanksi) ekonomi PBB ditegakkan, dan khususnya oleh China, yang mengatakan bahwa mereka akan melakukannya. Ingat bahwa China memiliki hubungan ekonomi yang luar biasa dengan Korut. Mereka memiliki pengaruh terbesar dan karenanya merupakan tanggung jawab terbesar,” ujar Turnbull.
Ketika ditanya apakah Australia akan bergabung dengan AS dalam perang jika Trump memintanya, Turnbull mengatakan bahwa Australia siap membantu mereka dalam perang.
”Jelas, jika Amerika Serikat diserang, kami akan datang untuk membantu AS, dan sebaliknya, jika kami diserang, AS akan membantu kami,” ujarnya.
Turnbull mengatakan bahwa masyarakat global benar-benar bersatu dalam menghadapi rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korut. Sanksi yang lebih ketat, kata dia, mulai berlaku minggu depan.
”Jika Korea Utara menyerang Amerika Serikat, seperti yang sering mereka lakukan, akan ada konflik yang menjadi catatan bunuh diri dari sudut pandang Korea Utara,” katanya. ”Kim Jong-un sedang memainkan permainan yang sangat berbahaya.”
Sebelumnya, saat berbicara di Channel Nine, semalam, Turnbull mengatakan bahwa perilaku negara nakal tersebut semakin meningkat setelah mereka melepaskan sebuah rudal ke Jepang pada hari Selasa.
Dia memperingatkan dampak yang sangat menghancurkan bagi Korea Utara jika terus mengejar ambisi rudalnya.
”Jika pemimpin Korea Utara terus menyusuri jalur provokatif ini, risiko perang semakin besar sepanjang masa,” kata Turnbull. ”Jika dia memulai perang, kenyataannya, dia akan kehilangannya seketika. Ini akan menjadi catatan bunuh diri dari pihaknya.”
Credit sindonews.com7