Rabu, 30 Agustus 2017

Bangladesh Tawarkan Bantuan Militer untuk Lawan Rohingya


Bangladesh Tawarkan Bantuan Militer untuk Lawan Rohingya 
Bangladesh menawarkan operasi militer gabungan dengan Myanmar untuk melawan militan Rohingya di perbatasan dengan Myanmar. (Reuters/Mohammad Ponir Hossain)



Jakarta, CB -- Bangladesh menawarkan operasi militer gabungan dengan Myanmar untuk melawan militan Rohingya di perbatasan dengan Myanmar.

"Jika Myanmar berkehendak, pasukan keamanan kedua negara dapat melakukan operasi gabungan melawan militan, semua aktor non-negara atau Tentara Arakan di sepenjang perbatasan Bangladesh-Myanmar," ujar seorang sumber kepada AFP.

Tentara Pembebasan Rohingya Arakan (ARSA) merupakan kelompok militan yang selama ini melakukan perlawanan untuk melindungi minoritas Muslim dari gempuran pasukan keamanan Myanmar dan komunitas mayoritas Buddha di negara itu.

Sejak Jumat pekan lalu, perlawanan dari ARSA memanas hingga bentrokan dengan militer Myanmar pun tak terhindarkan. Hingga kini, lebih dari 100 orang tewas, termasuk 80 militan.

 
Sementara itu, banyak rumah di Rakhine dibakar. Pemerintah menuding, milisi Rohingya membakar rumah non-Muslim, yang menjadi minoritas di Rakhine. Sementara itu, Rohingya mengatakan, rumah mereka yang dibakar oleh militer.

Gelombang kekerasan ini pun membuat semakin banyak orang Rohingya kabur ke Bangladesh dengan menembus perbatasan secara ilegal.

Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa mencatat, lebih dari 3.000 Rohingya tiba di Bangladesh sepanjang akhir pekan.

Pasukan perbatasan Bangladesh mengusir gelombang pengungsi ini karena negaranya sudah menampung banyak imigran Rohingya sejak kekerasan di Rakhine memanas beberapa tahun lalu.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pun meminta Bangladesh untuk membantu para warga sipil yang kabur tersebut karena "banyak dari mereka merupakan perempuan dan anak-anak, beberapa di antaranya terluka." 



Credit  CNN Indonesia



Indonesia berkomunikasi dengan Bangladesh soal Rohingya


Indonesia berkomunikasi dengan Bangladesh soal Rohingya
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)


Jakarta (CB) - Pemerintah Indonesia akan berkomunikasi dengan pemerintah Bangladesh untuk mengetahui kondisi ribuan pengungsi Muslim Rohingya yang melarikan diri ke perbatasan Bangladesh-Myanmar.

"Sore ini saya akan mencoba berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh. Sekali lagi saya ingin mendapatkan informasi mengenai situasinya seperti apa," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di halaman istana kepresidenan Jakarta, Selasa.

Dalam komunikasi itu, Retno mengatakan, dia akan menyampaikan pesan berkenaan dengan penghalauan para pengungsi Muslim Rohingya serta menawarkan bantuan kepada Bangladesh untuk mengatasi masalah pengungsi.

Indonesia, ia menjelaskan, juga telah melakukan komunikasi dengan pemerintah Myanmar mengenai konflik yang kembali terjadi di Rakhine State.

Retno telah menghubungi Penasihat Keamanan Nasional Myanmar U Thaung Tun pada Selasa pagi untuk membicarakan situasi yang terjadi di Rakhine State.

Pemerintah Indonesia mengharapkan Myanmar mengutamakan sisi kemanusiaan dalam menyelesaikan konflik di Rakhine State, yang membuat warga Rohingnya mengungsi ke Bangladesh untuk menyelamatkan diri dari kekerasan.

"Jangan sampai jatuh korban lebih banyak dari kalangan sipil terutama," katanya.

Penjaga perbatasan Bangladesh pada Senin (28/8) menghalau ribuan Muslim Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan terburuk di Myanmar yang dalam lima tahun belakangan telah menewaskan 104 orang.

Myanmar menolak kewarganegaraan Rohingya dan menganggap mereka sebagai pengungsi gelap dari Bangladesh meski mereka telah mendiami daerah tempat tinggal mereka selama berabad-abad dalam kondisi terpinggirkan dan terkadang mengalami kekerasan.

Sementara Bangladesh menganggap mereka sebagai pengungsi tidak resmi dari Myanmar dan memutuskan tidak mengizinkan mereka masuk ke wilayahnya. 





Credit  antaranews.com