WASHINGTON
- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah menutup
kemungkinan dialog dengan Korea Utara (Korut). Namun pendapat ini tidak
sejalan dengan pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) AS, Jim Mattis.
Ketika ditanya oleh wartawan jika AS keluar dari solusi diplomatik dengan Korut di tengah meningkatnya ketegangan setelah serangkaian tes rudal oleh Pyongyang, Mattis dengan tegas menjawab: "Tidak."
"Kami tidak pernah keluar dari solusi diplomatik," kata Mattis mengatakan sebelum bertemu dengan rekannya dari Korea Selatan (Korsel) di Pentagon.
"Kami terus bekerja sama, dan kementerian serta Saya berbagi tanggung jawab untuk menyediakan perlindungan bagi negara, populasi dan kepentingan kita," terangnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (31/8/2017).
Mattis dan Sekretaris Negara AS Rex Tillerson telah menekankan untuk menemukan solusi diplomatik untuk Korut. Mereka telah menggunakan nada yang lebih lembut daripada Trump mengenai hal ini dan hal-hal lainnya.
Misalnya, beberapa hari setelah Trump bersumpah pada 8 Agustus untuk melepaskan "api dan kemarahan" terhadap Korut jika mengancam AS, keduanya menulis sebuah komentar di Wall Street Journal untuk meyakinkan Pyongyang bahwa AS tidak memiliki kepentingan dalam perubahan rezim atau percepatan reunifikasi Korea.
Korut lantas mengancam akan menembakkan empat rudal ke laut dekat Guam, yang merupakan lokasi kehadiran militer AS, setelah pernyataan "api dan amarah" Trump.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan dialog bukanlah jawaban atas kebuntuan ketegangan dengan Korut. Pernyataan ini dilontarkan Trump sehari setelah Korut melakukan uji coba rudal yang melintasi daratan Jepang.
"AS. telah berbicara dengan Korut, dan membayar uang pemerasan tersebut, selama 25 tahun. Berbicara bukanlah jawaban untuk Korut!," tulis Trump di akun Twitternya.
Pernyataan Trump mengenai pembayaran ke Korut tampaknya mengacu pada bantuan AS sebelumnya ke negara tersebut.
Ketika ditanya oleh wartawan jika AS keluar dari solusi diplomatik dengan Korut di tengah meningkatnya ketegangan setelah serangkaian tes rudal oleh Pyongyang, Mattis dengan tegas menjawab: "Tidak."
"Kami tidak pernah keluar dari solusi diplomatik," kata Mattis mengatakan sebelum bertemu dengan rekannya dari Korea Selatan (Korsel) di Pentagon.
"Kami terus bekerja sama, dan kementerian serta Saya berbagi tanggung jawab untuk menyediakan perlindungan bagi negara, populasi dan kepentingan kita," terangnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (31/8/2017).
Mattis dan Sekretaris Negara AS Rex Tillerson telah menekankan untuk menemukan solusi diplomatik untuk Korut. Mereka telah menggunakan nada yang lebih lembut daripada Trump mengenai hal ini dan hal-hal lainnya.
Misalnya, beberapa hari setelah Trump bersumpah pada 8 Agustus untuk melepaskan "api dan kemarahan" terhadap Korut jika mengancam AS, keduanya menulis sebuah komentar di Wall Street Journal untuk meyakinkan Pyongyang bahwa AS tidak memiliki kepentingan dalam perubahan rezim atau percepatan reunifikasi Korea.
Korut lantas mengancam akan menembakkan empat rudal ke laut dekat Guam, yang merupakan lokasi kehadiran militer AS, setelah pernyataan "api dan amarah" Trump.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan dialog bukanlah jawaban atas kebuntuan ketegangan dengan Korut. Pernyataan ini dilontarkan Trump sehari setelah Korut melakukan uji coba rudal yang melintasi daratan Jepang.
"AS. telah berbicara dengan Korut, dan membayar uang pemerasan tersebut, selama 25 tahun. Berbicara bukanlah jawaban untuk Korut!," tulis Trump di akun Twitternya.
Pernyataan Trump mengenai pembayaran ke Korut tampaknya mengacu pada bantuan AS sebelumnya ke negara tersebut.
Credit sindonews.com
Trump Tutup Pintu Dialog dengan Korut
WASHINGTON
- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan dialog
bukanlah jawaban atas kebuntuan ketegangan dengan Korea Utara (Korut).
Pernyataan ini dilontarkan Trump sehari setelah Korut melakukan uji coba
rudal yang melintasi daratan Jepang.
"AS telah berbicara dengan Korut, dan membayar uang pemerasan tersebut, selama 25 tahun. Berbicara bukan jawaban untuk Korut!," cuit Trump dalam akun Twitternya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (31/8/2017).
Pernyataan Trump mengenai "pemerasan" ke Korut tampaknya mengacu pada bantuan AS sebelumnya ke negara tersebut.
Sebuah laporan Badan Riset Kongres AS antara tahun 1995 sampai 2008, AS memberikan bantuan lebih dari USD1,3 miliar kepada Korut. Sedikitnya lebih dari 50 persen untuk makanan dan sekitar 40 persen untuk bantuan energi. Bantuan tersebut merupakan bagian dari kesepakatan nuklir yang kemudian dilanggar Korut.
Sejak awal 2009, AS hampir tidak menyediakan bantuan ke Korut, meskipun secara berkala telah ada diskusi tentang melanjutkan bantuan pangan berskala besar.
Sebelumnya, Trump mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa semua opsi telah ada di atas meja. Trump telah bersumpah untuk tidak membiarkan Korut mengembangkan rudal nuklir yang bisa menyerang daratan AS.
Tweet terbaru Trump ini lebih mengejutkan daripada ucapannya pada minggu lalu. "Saya menghargai kenyataan bahwa ia mulai menghormati kami dan mungkin sesuatu yang positif bisa terjadi," cuitnya kala itu merujuk pada pemimpin Korut Kim Jong-un.
"AS telah berbicara dengan Korut, dan membayar uang pemerasan tersebut, selama 25 tahun. Berbicara bukan jawaban untuk Korut!," cuit Trump dalam akun Twitternya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (31/8/2017).
Pernyataan Trump mengenai "pemerasan" ke Korut tampaknya mengacu pada bantuan AS sebelumnya ke negara tersebut.
Sebuah laporan Badan Riset Kongres AS antara tahun 1995 sampai 2008, AS memberikan bantuan lebih dari USD1,3 miliar kepada Korut. Sedikitnya lebih dari 50 persen untuk makanan dan sekitar 40 persen untuk bantuan energi. Bantuan tersebut merupakan bagian dari kesepakatan nuklir yang kemudian dilanggar Korut.
Sejak awal 2009, AS hampir tidak menyediakan bantuan ke Korut, meskipun secara berkala telah ada diskusi tentang melanjutkan bantuan pangan berskala besar.
Sebelumnya, Trump mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa semua opsi telah ada di atas meja. Trump telah bersumpah untuk tidak membiarkan Korut mengembangkan rudal nuklir yang bisa menyerang daratan AS.
Tweet terbaru Trump ini lebih mengejutkan daripada ucapannya pada minggu lalu. "Saya menghargai kenyataan bahwa ia mulai menghormati kami dan mungkin sesuatu yang positif bisa terjadi," cuitnya kala itu merujuk pada pemimpin Korut Kim Jong-un.
Credit sindonews.com