BRUSSELS
- NATO akan memantau latihan militer terbesar Rusia, Zapad 17. Meski
begitu, NATO tidak memiliki rencana untuk menanggapi manuver tersebut
dengan mengerahkan lebih banyak tentara di sepanjang perbatasan Rusia.
"NATO akan memantau secara ketat olahraga Zapad 17 tapi kami tidak merencanakan latihan besar selama Zapad 17," ucap seorang pejabat NATO.
"Latihan kami direncanakan jauh hari sebelumnya dan tidak terkait dengan latihan di Rusia," imbuhnya seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (24/8/2017).
NATO mengatakan latihan terbesarnya tahun ini, Trident Javelin 17, yang berlangsung dari 8-17 November, hanya akan melibatkan 3.000 tentara. Trident Javelin 17 adalah untuk mempersiapkan latihan tahun depan yang lebih besar, Trident Juncture 2018, yang akan melibatkan sekitar 35.000 tentara.
"Kami telah meningkatkan kehadiran militer kami di bagian timur aliansi tersebut sebagai tanggapan atas aneksasi ilegal Crimea di Rusia dan penumpukan militernya di wilayah tersebut," kata pejabat NATO tersebut.
"Kami memiliki empat kelompok tempur multinasional NATO yang ada di negara-negara Baltik dan Polandia, sebuah pengingat konkret bahwa sebuah serangan terhadap satu sekutu adalah sebuah serangan terhadap semua. Namun, postur kekuatan NATO tidak menjadi reaksi dari Zapad 17," tukasnya.
"NATO akan memantau secara ketat olahraga Zapad 17 tapi kami tidak merencanakan latihan besar selama Zapad 17," ucap seorang pejabat NATO.
"Latihan kami direncanakan jauh hari sebelumnya dan tidak terkait dengan latihan di Rusia," imbuhnya seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (24/8/2017).
NATO mengatakan latihan terbesarnya tahun ini, Trident Javelin 17, yang berlangsung dari 8-17 November, hanya akan melibatkan 3.000 tentara. Trident Javelin 17 adalah untuk mempersiapkan latihan tahun depan yang lebih besar, Trident Juncture 2018, yang akan melibatkan sekitar 35.000 tentara.
"Kami telah meningkatkan kehadiran militer kami di bagian timur aliansi tersebut sebagai tanggapan atas aneksasi ilegal Crimea di Rusia dan penumpukan militernya di wilayah tersebut," kata pejabat NATO tersebut.
"Kami memiliki empat kelompok tempur multinasional NATO yang ada di negara-negara Baltik dan Polandia, sebuah pengingat konkret bahwa sebuah serangan terhadap satu sekutu adalah sebuah serangan terhadap semua. Namun, postur kekuatan NATO tidak menjadi reaksi dari Zapad 17," tukasnya.
Credit sindonews.com