Foto: Wisma Putra
Jakarta - Pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) yang dikembangkan bersama LAPAN pada Rabu (16/8/2017) lalu telah melakukan uji terbang. Pesawat ini terbang selama 30-40 menit di langit Bandung.
Setelah berhasil melakukan uji terbang perdana dengan mulus, pesawat N219 buatan Bandung masih harus melewati serangkaian uji terbang untuk mendapatkan Type Certificate dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan.
Direktur Produksi PTDI Arie Wibowo mengungkapkan, pihaknya tengah melakukan pengecekan sistem pesawat N219 sebelum dilakukan uji terbang lagi dengan total waktu 20 jam.
"Sekarang kita mulai flight testing. Semua performance stability, aerodynamic, system, engine parameter mulai dicek. Hari ini dikasih 20 jam boleh terbangnya, setelah 20 jam laporan kepada DKPPU untuk menentukan kelanjutan testing-testing yang akan kita lakukan," kata Arie saat berbincang dengan detikFinance, Jakarta, Selasa (22/8/2017).
PTDI bersama DKPPU Kementerian Perhubungan juga telah menyusun rencana bersama untuk melakukan serangkaian uji pesawat sebelum diberikan Type Certificate.
Tak berhenti di situ, pesawat N219 masih harus melewati 300 jam terbang sebagai syarat mendapatkan Type Certificate. Type Certificate adalah sertifikasi kelaikan udara dari desain manufaktur pesawat yang dikeluarkan oleh DKPPU Kementerian Perhubungan.
"Kita kira-kira minimum certifying 300 jam untuk dapat Type Certificate," tutur Arie.
Pesawat N219 juga harus melewati 3.000 cycle fatigue test, di mana setiap satu kali take off dan landing dihitung satu cycle. Uji ini dilakukan untuk mengetehui kekuatan pesawat saat beroperasi.
"Kemudian harus melewati petik tes 3.000 cycle dengan diberikan beban normal terbang berulang-ulang," ujar Arie.
Arie memperkirakan, dengan persyaratan tersebut, N219 bisa mendapatkan type certificate pada 2018 mendatang. Serangkaian uji tersebut diperkirakan memakan waktu 8-10 bulan dari sekarang.
"Kita mulai terbang minggu ini, continue terbangkan. Dengan 2 pesawat, sekitar 8 bulan sampai 10 bulan. Kalau kita mulus jalannya, enggak ada gangguan 8 bulan selesai 2 pesawat dan type certificate di 2018," kata Arie.
Credit finance.detik.com
N219 Akan Diproduksi Massal Dua Tahun Lagi
Foto: Wisma Putra
Jakarta - Pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) yang dikembangkan bersama LAPAN berhasil melakukan uji terbang perdana dengan mulus.
Meski demikian, pesawat N219 buatan Bandung masih harus melewati serangkaian pengujian untuk mendapatkan Type Certificate dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan.
Type Certificate adalah sertifikasi kelaikan udara dari desain manufaktur pesawat yang dikeluarkan oleh DKPPU Kementerian Perhubungan. Setelah mendapatkan type certificate yang diperkirakan pada 2018, pesawat N219 bisa diproduksi massal di tahun depannya atau 2019.
"Kalau sudah dapatkan Type Certificate, berarti diperbolehkan produksi pesawat. Nanti setelah itu kita akan ajukan Production Certificate. Sudah bisa serial production harapan kita di 2019, sudah massal," kata Direktur Produksi PTDI Arie Wibowo saat berbincang dengan detikFinance, Jakarta, Selasa (22/8/2017).
Setelah mendapatkan sertifikat produksi dan bisa memproduksi secara massal, PTDI akan membuat 4 hingga 8 pesawat di tahun 2019. Produksi pesawat di tahun berikutnya di 2020 juga terus ditingkatkan hingga 12 pesawat per tahun.
"Tinggal main rate-nya per tahun, kita coba 4, 8, 12 kemudian steady 12. Kalau lebih banyak maksimal 24, tapi itu butuh investasi," ujar Arie.
Dalam memproduksi massal pesawat N219, PTDI membutuhkan pendanaan sebagai modal kerja tambahan, pasalnya saat ini pendanaan yang ada hanya sampai mendapatkan Type Certificate. Untuk itu, PTDI berupaya mencari pendanaan, atau melayani pemesanan pesawat dalam jumlah banyak untuk mendapatkan biaya produksi pesawat.
"Serial production antara PTDI cari pendanaan atau cari pembeli dalam jumlah banyak," tutur Arie.
Credit finance.detik.com