Para teknisi Rusia telah menciptakan sistem yang mampu menghancurkan misil jelajah antitank yang berjarak dua meter dari tank.
Dua meter di depan rudal,
sistem Arena dapat meluncurkan roket penangkal untuk menghancurkan
proyektil dari musuh.
Sumber: Anton Novoderezhkin/TASS
Jadi,
bagaimana cara menyelamatkan tank dari rudal? Pertama, Anda
meningkatkan lapis bajanya, dan yang kedua Anda dapat menghindarkannya
dari serangan — dan ini tampaknya hal yang paling aman untuk dilakukan.
Untungnya, sistem perlindungan aktif (APS) baru telah dikembangkan untuk
melakukan yang kedua. Sistem ini ringan dan lebih murah daripada harus
menambah lapis baja lagi ke sebuah tank.
Saat target telah terdeteksi dan dikunci sistem, komputer akan mengikutinya saat mengarah ke tank. Setelah itu, dua meter di depannya, sistem akan meluncurkan roket penangkal untuk menghancurkan proyektil musuh tersebut.
Ini adalah sistem otomatis tanpa kendali manual. Sayangnya manusia belum bisa bereaksi secepat komputer.
“Inovasi dari Rusia ini bisa viral karena industri militer di seluruh dunia ingin melindungi tentara dan kendaraan mereka apa pun caranya. Lebih murah, lebih baik,” kata profesor di Akademi Ilmu Militer, Vadim Kozyulin, kepada RBTH.
Ia membandingkan sistem ini dengan clay pigeon shooting (seni menembak target terbang khusus), tapi ketimbang memakai butir peluru seperti yang digunakan dalam senapan, sistem ini menggunakan puing komposit yang terbang ke arah target dengan kecepatan dua kilometer per jam.
“Sistem ini bekerja secara otomatis dan misil musuh akan mengalami nasib yang sama seperti clay pigeon — hancur berkeping-keping,” ujarnya menambahkan.
Kozyulin mengatakan, setiap sistem Arena dilengkapi dengan 22 roket penangkal. “Sistem ini menggandakan nyawa tank. Ia murah dan mudah digabung ke dalam kendaraan lapis baja.”
Tentara Rusia, menurutnya, masih perlu menguji coba sistem ini tidak hanya di lapangan tembak, tapi juga di medan perang.
“Jujur saja. Sistem ini masih perlu melewati uji coba tembakan nyata. Jika Rusia tidak menggunakannya dalam operasi di Suriah, kapasitas Arena tidak akan sepenuhnya ditemukan,” ujarnya.
Credit indonesia.rbth.com