London (CB) - Kementerian Dalam Negeri Inggris
mengirimkan peringatan deportasi kepada sekitar 100 warga Uni Eropa (UE)
tanpa sengaja, sebuah insiden pada Rabu (23/8) yang menurut aktivis
dapat meningkatkan kekhawatiran di antara warga Eropa di Inggris.
Eva
Johanna Holmberg, sejarawan Finlandia di Queen Mary University of
London yang mengkhususkan diri dalam penelitian awal periode modern
Inggris, merupakan salah satu penerima peringatan itu.
Holmberg
mengatakan dirinya menerima surat Home Office pekan lalu, memberitahu
bahwa jika dia tidak meninggalkan negara itu dalam sebulan, maka
kementerian akan memberikan "perintah pengusiran".
Surat
itu menyebutkan bahwa Holmberg, yang menikah dengan orang Inggris dan
sudah tinggal di negara itu bertahun-tahun, saat ini memenuhi "syarat
untuk ditahan di bawah Undang-Undang Keimigrasian".
"Saya
benar-benar tidak percaya dengan apa yang saya lihat," ujar Holmberg
kepada BBC pada Rabu, mengatakan dia telah menghubungi pengacara untuk
menanyakan apakah bisa mengajukan banding terhadap kemungkinan
deportasi.
Namun, setelah kasusnya memicu kebingungan, Home Office meminta maaf atas kesalahan tersebut.
"Kami
telah berbicara dengan Holmberg untuk meminta maaf atas hal ini dan
meyakinkannya bahwa dia bisa tetap di Inggris," kata kantor itu dalam
sebuah pernyataan.
Seorang juru bicara mengatakan sekitar 100 surat serupa telah terkirim.
"Kami
menghubungi setiap orang yang menerima surat ini untuk menjelaskan
bahwa mereka dapat mengabaikannya. Jelas bahwa hak warga negara Uni
Eropa yang tinggal di Inggris tetap tidak berubah," katanya.
Inggris
sedang bernegosiasi dengan Uni Eropa mengenai status masa depan warga
negara Eropa yang tinggal di Inggris dan Inggris di Uni Eropa setelah
Brexit.
Imigrasi merupakan isu utama dalam
kampanye Brexit dan Perdana Menteri Theresa May berjanji untuk
mengurangi jumlah warga negara Uni Eropa yang pindah ke Inggris,
demikian AFP.
Credit antaranews.com