BERLIN
- Kanselir Angela Merkel mengatakan, Jerman tidak akan berpihak kepada
Amerika Serikat (AS) jika perang dengan Korea Utara (Korut) benar-benar
terjadi. Merkel menolak krisis nuklir Pyongyang diselesaikan melalui
cara militer.
Penegasan sikap Jerman ini disampaikan Merkel dalam acara ”Deutschland Live” yang diselenggarakan surat kabar Handelsblatt, di mana krisis Korea Utara menjadi topik utama yang dibahas.
Ditanya tentang skenario terburuk, yaitu konflik bersenjata antara Washington dan Pyongyang, Merkel mengatakan bahwa Jerman tidak akan pernah kembali berpihak ke Amerika.
”Tidak, tidak secara otomatis. Saya tidak melihat ada solusi militer untuk (krisis) Korea Utara. Saya pikir itu salah,” kata Merkel.
Pemimpin Jerman itu menghendaki resolusi damai untuk mengatasi ketegangan di Semenanjung Korea.”Cara diplomatik belum dimanfaatkan secara penuh,” ujarnya.
Washington dan Pyongyang telah terlibat perang kata-kata. Presiden AS Donald Trump berjanji akan merespons ancaman lebih lanjut dari Korea Utara dengan ”api dan amarah” militer AS. Sedangkan rezim Kim Jong-un mengancam akan menyerang pangkalan militer AS di Guam dengan sejumlah rudal balistik jarak menengah.
”Jerman akan terlibat secara intensif dalam solusi non-militer,” kata Merkel. ”Tapi eskalasi retorika adalah jawaban yang salah,” imbuh dia, yang dikutip Jumat (25/8/2017).
Berlin memilih mendukung inisiatif Rusia dan China untuk sama-sama mengekang Korut dan AS. Insiatif itu berisi paksaan kepada Pyongyang untuk membekukan program rudal dan senjata nuklirnya. Sedangkan AS dan Korea Selatan juga dipaksa untuk menghentikan latihan perang gabungan di Semenanjung Korea.
Namun Washington telah menolak insiatif kedua negara itu. AS dan Korea Selatan tetap nekat melanjutkan latihan perang gabungan bertajuk “Ulchi-Freedom Guardian”.
AS mengklaim latihan perang berskala besar di Semenanjung Korea itu dirancang untuk meningkatkan kesiapan defensif. Tapi Korut menganggapnya sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasionalnya.
Penegasan sikap Jerman ini disampaikan Merkel dalam acara ”Deutschland Live” yang diselenggarakan surat kabar Handelsblatt, di mana krisis Korea Utara menjadi topik utama yang dibahas.
Ditanya tentang skenario terburuk, yaitu konflik bersenjata antara Washington dan Pyongyang, Merkel mengatakan bahwa Jerman tidak akan pernah kembali berpihak ke Amerika.
”Tidak, tidak secara otomatis. Saya tidak melihat ada solusi militer untuk (krisis) Korea Utara. Saya pikir itu salah,” kata Merkel.
Pemimpin Jerman itu menghendaki resolusi damai untuk mengatasi ketegangan di Semenanjung Korea.”Cara diplomatik belum dimanfaatkan secara penuh,” ujarnya.
Washington dan Pyongyang telah terlibat perang kata-kata. Presiden AS Donald Trump berjanji akan merespons ancaman lebih lanjut dari Korea Utara dengan ”api dan amarah” militer AS. Sedangkan rezim Kim Jong-un mengancam akan menyerang pangkalan militer AS di Guam dengan sejumlah rudal balistik jarak menengah.
”Jerman akan terlibat secara intensif dalam solusi non-militer,” kata Merkel. ”Tapi eskalasi retorika adalah jawaban yang salah,” imbuh dia, yang dikutip Jumat (25/8/2017).
Berlin memilih mendukung inisiatif Rusia dan China untuk sama-sama mengekang Korut dan AS. Insiatif itu berisi paksaan kepada Pyongyang untuk membekukan program rudal dan senjata nuklirnya. Sedangkan AS dan Korea Selatan juga dipaksa untuk menghentikan latihan perang gabungan di Semenanjung Korea.
Namun Washington telah menolak insiatif kedua negara itu. AS dan Korea Selatan tetap nekat melanjutkan latihan perang gabungan bertajuk “Ulchi-Freedom Guardian”.
AS mengklaim latihan perang berskala besar di Semenanjung Korea itu dirancang untuk meningkatkan kesiapan defensif. Tapi Korut menganggapnya sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasionalnya.
Credit sindonews.com