Rabu, 23 Agustus 2017

Sering Kecelakaan, Kapal Perang AS Disebut Ganggu Asia


Sering Kecelakaan, Kapal Perang AS Disebut Ganggu Asia Kecelakaan USS John McCain di Singapura membuat surat kabar China menyalahkan keberadaan AS di Asia. (Reuters/Ahmad Masood)


Jakarta, CB -- Keberadaan kapal perang Amerika Serikat disebut membahayakan jalur perdagangan laut di Asia menyusul kecelakaan yang melibatkan USS John S McCain dan kapal dagang Alnic MC di perairan dekat Singapura.

Insiden itu menjadi kecelakaan keempat yang melibatkan kapal perang Amerika dalam setahun ini. Kapal penghancur itu bertabrakan saat hendak melakukan kunjungan rutin ke Singapura, Senin pagi(21/8).

Surat kabar pemerintah China Daily dalam artikel editorialnya menyebut semua orang pasti akan kebingungan melihat kapal secanggih itu terus mengalami masalah.

"Penyelidikan terkait tabrakan terbaru ini membutuhkan waktu, tapi tidak dapat disangkal lagi bahwa aktivitas kapal perang AS di Asia-Pasifik sejak Washington mulai menyeimbangkan ulang keberadaannya di kawasan menjadi ancaman bagi pengapalan komersial," bunyi artikel tersebut, dikutip Reuters, Selasa (22/8).

China belakangan marah karena AS melaksanakan operasi kebebasan navigasi dekat pulau-pulau yang dikuasai China di perairan sengketa Laut China Selatan. Di sana, China mereklamasi daratan, membangun pangkalan udara dan meningkatkan keberadaan militernya.

"Sementara Angkatan Laut AS menjadi rintangan berbahaya di perairan Asia, China telah membuat upaya bersama dengan negara-negara anggota ASEAN untuk menyusun kode etik di Laut China Selatan dan mendorong keamanan navigasi dengan membangun lima mercusuar di pulau," kata China Daily.

"Siapapun pasti bisa melihat siapa yang mesti disalahkan karena memiliterisasi perairan dan mengancam keamanan bernavigasi." 




Credit  cnnindonesia.com



Kapal Perang AS Kembali Kecelakaan, Armada Diselidiki


Kapal Perang AS Kembali Kecelakaan, Armada Diselidiki 
Kecelakaan USS John S McCain membuat Angkatan Laut Amerika Serikat menyelidiki armada dan menghentikan operasi di seluruh dunia. (Reuters/Ahmad Masood)


Jakarta, CB -- Kapal, pesawat dan penyelam bagian dari operasi pencarian dan penyelamatan internasional masih mencari 10 pelaut Amerika Serikat yang menjadi korban tabrakan kapal perang AS dengan kapal dagang di perairan dekat Singapura.

Dilaporkan pada Selasa (22/8), kecelakaan besar keempat Angkatan Laut AS itu memicu penyelidikan armada dan rencana penghentian operasi untuk memfokuskan perhatian pada keselamatan.

Kapal USS John S McCain dan kapal tanker Alnic MC bertabrakan pada Senin pagi saat kapal perang penghancur itu hendak melakukan kunjungan rutin ke Singapura. Tabrakan itu membuat lubang besar di bagian samping kapal sehingga air masuk ke berbagai bagian kapal, termasuk tempat tidur para awak.

Angkatan Laut AS menyatakan bahwa pesawat-pesawat dari kapal serang amfibi USS America yang berada di Pangkalan Laut Changi akan terus mencari para pelaut yang menghilang.

Pesawat-pesawat itu bergabung dengan pesawat dan kapal Singapura, Malaysia dan Indonesia yang kini tengah melakukan pencarian.

Sementara itu, upaya pengendalian kerusakan di USS John S McCain difokuskan pada pengeringan kapal dan pemulihan sistem tambahan. Di saat yang sama, para penyelam mulai meninjau kerusakan yang dialami kapal tersebut.

Pejabat Bidang Hubungan Masyarakat dari Armada Ketujuh Amerika Serikat mengatakan kepada Reuters, Selasa (22/8), bahwa USS John McCain tetap berlabuh di Pangkalan Changi dan rencana perbaikan akan dilakukan setelah peninjauan selesai.


Laksamana Scott Swift selaku Komanda Armada Pasifik AS berada di Kuala Lumpur, Malaysia, sejak Senin dan dijadwalkan akan tiba di Singapura hari ini.

Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura menyatakan upaya pencarian dilakukan semalaman. Sementara itu, rekaman video dan foto-foto menunjukkan lubang besar pada sisi USS John S McCain.







Credit  cnnindonesia.com


Beberapa Pelaut AS Korban Tabrakan Kapal Perang Ditemukan Tewas


Beberapa Pelaut AS Korban Tabrakan Kapal Perang Ditemukan Tewas
Jasad pelaut Amerika Serikat (AS) ditemukan dalam pencarian sepuluh pelaut yang hilang dalam tabrakan kapal perang USS John S McCain di timur Selat Malaka. Foto/The Star


SINGAPURA - Beberapa jasad dari sepuluh pelaut Amerika Serikat (AS) korban tabrakan kapal perang USS John S McCain telah ditemukan pada hari Selasa. Jasad-jasad para pelaut Washington ditemukan kru Malaysia di kompartemen kapal yang telah kebanjiran.

Kapal perang jenis perusak itu tabrakan dengan kapal niaga MN Alnic MC di timur Selat Malaka pada Senin, 21 Agustus 2017. Insiden ini pada awalnya menyebabkan sepuluh pelaut AS hilang dan lima pelaut lainnya terluka.

”Para penyelam dapat menemukan beberapa jasad di kompartemen tertutup tersebut selama pencarian mereka hari ini,” kata Komandan Armada Pasifik AS Laksamana Scott Swift dalam konferensi pers di Singapura pada hari Selasa. Dia tidak merinci jumlah pasti jasad pelaut yang ditemukan.



Scott Swift mengatakan, operasi pencarian dan penyelamatan akan berlanjut. ”Sampai peluang menemukan para pelaut habis,” ujarnya.

”Selain itu, Angkatan Laut Malaysia telah melaporkan bahwa mereka telah menemukan potensi tetap,” imbuh dia.

Kapal-kapal Amerika dan Singapura, yang didukung oleh pesawat terbang dan helikopter, telah melakukan operasi pencarian dan penyelamatan terhadap 10 pelaut awak kapal USS John S McCain yang hilang di area seluas 2.620 km persegi di perairan Selat Malaka.

Indonesia, Malaysia dan Australia juga membantu dalam pencarian. Selain menewaskan beberapa pelaut AS, tabrakan itu menyebabkan kapal perang USS John S McCain rusak parah. Kapal itu telah tiba Pangkalan Angkatan Laut Changi, Singapura.

Pihak Angkatan Laut Malaysia juga mengonfirmasi penemuan para jasad pelaut Washington tersebut. Beberapa jasad korban telah dipindahkan ke kapal perang KD Lekiu dan akan diserahkan ke Angkatan Laut AS pada hari Rabu (23/8/2017).

”Doa dan pemikiran kita tetap ada pada keluarga orang-orang yang hilang dari (kapal) USS S McCain setelah kejadian tragis hari Senin,” kata kepala Angkatan Laut Kerajaan Malaysia Laksamana Tan Sri Ahmad Kamarulzaman Ahmad Badaruddin, seperti dilansir The Star.
”Kami menegaskan kembali komitmen kami dengan semangat baru,” ujarnya. ”Insiden seperti ini mengingatkan kita akan kerapuhan hidup, dan untuk menghargai ikatan yang mengikat kita bersama.”




Credit  sindonews.com