Aksi anti Islam di depan masjid di
Phoenix digelar menyusul penyerangan di Texas. Para pemrotes anti-Islam
membawa senjata api, aksi yang dikecam para netizen. (Reuters/Nancy
Wiechec)
Dengan bendera hashtag #NotMyAmerica, masyarakat Negeri Paman Sam di Twitter menyatakan bahwa tindakan kelompok yang mengecam Islam itu sudah keluar dari nilai-nilai yang dianut Amerika.
Ditambah lagi, kata-kata kasar, makian keluar dari mulut para pemrotes saat Muslim Phoenix beribadah di dalam masjid. Selain itu, para pemrotes juga membawa senjata, pistol dan senapan.Rallying against a religion while living in a country founded by folks escaping religious persecution? #NotMyAmerica— Jess Bahr (@JessaBahr) May 30, 2015
Aksi tersebut yang diprakarsai oleh Jon Ritzheimer disebut adalah reaksi atas upaya penyerangan pada pameran karikatur Nabi Muhammad awal Maret lalu yang menewaskan dua pelaku.
I'm not Muslim but I support the right to practice faith without fear of violence and intimidation. Racism & oppression are #NotMyAmerica— Alyson Blüberry (@alysonbluberry) May 30, 2015
Sekitar 250 orang ikut serta dalam aksi tersebut. Beberapa terlihat membawa bendera Amerika Serikat, senjata api dan beberapa gambar karikatur Nabi Muhammad.
— Eric Wolfson (@EricWolfson) May 30, 2015
Menurut netizen, aksi tersebut sangat munafik karena menyuarakan penentangan terhadap kekerasan dengan kekerasan juga. Beberapa pengguna Twitter lainnya mengatakan bahwa penyelenggara aksi itu adalah wujud terorisme, terlebih karena mereka membawa senjata.
So a group of people are going to stand outside a mosque toting guns and wearing t-shirts that say "F*** Islam." How is this not terrorism?— Marc Lamont Hill (@marclamonthill) May 29, 2015
Sementara di seberang jalan, ada aksi tandingan yang menentang Islamofobia, membawa gambar-gambar perdamaian, memberikan dukungan untuk umat Islam dan komunitas Muslim di Masjid Phoenix.
Pro 1st Amendment Free Speech to take away 1st Amendment Freedom of Religion? How does that make sense? #NotMyAmerica pic.twitter.com/RvaJDuMQ6I— Glen (@HockeyGuyAvs) May 30, 2015
Pengguna Twitter lainnya mengatakan bahwa aksi Islamofobia yang kian merebak di AS berdampak buruk bagi anak-anak Muslim di sekolah, di antaranya maraknya bullying terhadap mereka.
Islamophobia and School Bullying often converge. #NotMyAmerica pic.twitter.com/hLrb61sLrV— Khaled Bey (@KhaledBeydoun) May 31, 2015
Credit CNN Indonesia
Protes Anti-Islam di Phoenix, Buntut Serangan di Texas
Lebih dari 200 orang, beberapa
diantaranya bersenjata, menghadiri protes anti-Islam di luar sebuah
masjid di Phoenix, AS, sebagai respon serangan di Texas. (Reuters/Nancy
Wiechec)
Para pemrotes membawa spanduk-spanduk dengan tulisan yang provokatif, sembari melambaikan bendera AS.
Protes ini mendapat respon dari pihak yang berlawanan, yang juga berjumlah 200an orang, berteriak “Pulanglah, Nazi!”
Pemrotes anti-Islam mengatakan bahwa demosntrasi ini ditujukan untuk insiden di Texas.
Beberapa
demonstran membawa senjata, dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS
mengatakan memonitor demonstrasi ini. (Reuters/Nancy Wiechec)
|
Pelaku penyerangan, keduanya diketahui merupakan jemaat masjid d Phoenix. Meski begitu masjid Phoenix sendiri mengecam kekerasan, dan sering mengkritik militan Islam seperti ISIS, al-Qaidah dan Boko Haram.
Pada ibadah shalat Jumat siangnya, Imam masjid menganjurkan kepada jemaat agar tidak merespon demosntran.
Sementara itu, terdapat pula demonstran yang bertentangan dengan pemrotes anti-Islam. (Reuters/Nancy Wiechec)
|
“Kita harus mengingatkan diri kita sendiri bahwa kita tidak melawan kesalahan dengan kesalahan, namun dengan ampunan dan kebaikan,” kata Usama Shami kepada jemaatnya.
Sementara itu, Departement Keamanan Dalam Negeri AS memonitor demonstrasi itu dan berhubungan dengan pemerintah dan penegak hukum setempat.
Credit CNN Indonesia