JAKARTA (CB) - Skuadron khusus Angkatan Laut, atau yang lebih dikenal dengan Skuadron 100 pernah disegani di era 1960.
Namun, saat ini nasib pasukan tersebut seolah menghilang lantaran tak terurus dan dinonaktifkan pada tahun 1980-an.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi membenarkan rencana pembentukan kembali Skuadron 100.
Bahkan, secara organisasi pembentukannya sudah dikaji oleh jajaran matra laut dan sudah termasuk dalam renstra TNI.
"Tinggal menambahkan helikopter antikapal selam (AKS), tapi secara organisasi kita sudah kaji," ungkap Ade usai sertijab Dispenal di Denma Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (24/6/2015).
Mantan Kasum TNI tersebut menambahkan, TNI AL sempat mempunyai AKS buatan Inggris berjenis Lynx. Namun, dalam upaya pengaktifan kembali, AKS yang akan dipakai berjenis Sea Panther sejumlah 11 unit.
"Tergantung kemampuan dari manukfaktur. Normalnya dia ya mungkin setahun tiga ya," imbuhnya tanpa menyebut target realisasi.
Adapun furngsi helikoipter AKS, lanjut Ade ialah perpanjangan kapal perang setra ditempatkan di heli deck.
Melalui senjata peluru kendali kaliber 60 mm dan 80 mm yang dimiliki TNI AL, membutuhkan target reporting unit. Pasalnya, radar yang ada di kapal perang hanya terbatas dengan cakrawala.
"Nah itu bisa dilaksanakan oleh helikopter yang memiliki kemampuan radar OTH (Over the Horizon) agar peluru rudal kita yang jauh-jauh ini punya alat bantu untuk deteksi, tempatnya di kapal kita yang ada heli deck yang sudah pada datang," sambungnya.
Namun, saat ini nasib pasukan tersebut seolah menghilang lantaran tak terurus dan dinonaktifkan pada tahun 1980-an.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi membenarkan rencana pembentukan kembali Skuadron 100.
Bahkan, secara organisasi pembentukannya sudah dikaji oleh jajaran matra laut dan sudah termasuk dalam renstra TNI.
"Tinggal menambahkan helikopter antikapal selam (AKS), tapi secara organisasi kita sudah kaji," ungkap Ade usai sertijab Dispenal di Denma Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (24/6/2015).
Mantan Kasum TNI tersebut menambahkan, TNI AL sempat mempunyai AKS buatan Inggris berjenis Lynx. Namun, dalam upaya pengaktifan kembali, AKS yang akan dipakai berjenis Sea Panther sejumlah 11 unit.
"Tergantung kemampuan dari manukfaktur. Normalnya dia ya mungkin setahun tiga ya," imbuhnya tanpa menyebut target realisasi.
Adapun furngsi helikoipter AKS, lanjut Ade ialah perpanjangan kapal perang setra ditempatkan di heli deck.
Melalui senjata peluru kendali kaliber 60 mm dan 80 mm yang dimiliki TNI AL, membutuhkan target reporting unit. Pasalnya, radar yang ada di kapal perang hanya terbatas dengan cakrawala.
"Nah itu bisa dilaksanakan oleh helikopter yang memiliki kemampuan radar OTH (Over the Horizon) agar peluru rudal kita yang jauh-jauh ini punya alat bantu untuk deteksi, tempatnya di kapal kita yang ada heli deck yang sudah pada datang," sambungnya.
"Dengan kita lengkapi 11, mudah-mudahan kapal itu lengkap dan sesuai fungsinya," pungkasnya.
Credit Okezone