Uang yang dihamburkan untuk perang itu setara dengan GDP gabungan Inggris, Perancis, Jerman, Kanada, Spanyol dan Brasil. Direktur Eksekutif IEP, Steve Kilelea mengatakan mengurangi konflik bersenjata adalah satu-satunya cara untuk memperbaiki perekonomian dunia.
"Jika kekerasan global menurun 10 persen saja, maka uang sebesar 1,43 triliun dolar secara efektif bisa ditambahkan ke dalam perekonomian dunia," kata Kilelea.
Indeks Perdamaian Global yang sudah diterbitkan IEP sejak 2008 itu menggunakan 23 indikator dan tiga tema besar yaitu tingkat keamanan dan keselamatan dalam masyarakat, pengaruh konflik domestik dan internasional dan tingkat militerisasi.
Tahun ini level konflik di seluruh dunia relatif tak berubah. Di sisi lain, indeks perdamaian di 86 negara menurun sementara perdamaian di 76 negara meningkat. Penurunan indeks perdamaian itu sebagian besar terkonsentrasi di Timur Tengah dan Afrika. Suriah menjadi negara paling berbahaya diikuti Irak dan Afganistan.
Libya menjadi negara dengan indeks perdamaian yang merosot paling tajam dan kini menjadi negara paling tidak damai ke-14. Sedangkan Ukraina menjadi negara kedua yang indeks perdamaiannya paling merosot.
Laporan ini juga menyoroti jumlah korban tewas dalam berbagai konflik yang meningkat hingga 350 persen dalam kurun waktu satu dekade terakhir.
Pada 2010 tercatat 49.000 orang tewas dalam berbagai konflik bersenjata di dunia. Hanya berselang empat tahun berselang jumlah korban tewas sudah menjadi 180.000 jiwa. Sebagian besar korban tewas itu jatuh hanya di lima negara yaitu Afganistan, Irak, Nigeria, Pakistan dan Suriah.
Di ujung lain laporan ini menampilkan Islandia dan Denmark menjadi negara paling damai di dunia. Bersamaan dengan itu secara umum benua Eropa melanjutkan tren perbaikan kedamaian dengan kecilnya angka pembunuhan dan kejahatan.
"Tahun 2014 ditandai dengan dua tren yang kontradiktif. Di satu sisi banyak negara yang mencapai kedamaian namun di sisi lain negeri-negeri yang berkonflik khususnya di Timur Tengah menjadi semakin keras," kata Kilelea.
"Dan yang menjadi keprihatinan adalah di saat konflik-konflik ini tak teratasi mereka kemudian menyebar terorisme ke negara lain," tambah Kilelea.
Credit KOMPAS.com