Selasa, 23 Juni 2015

TNI Serahkan Data Pelanggaran Malaysia untuk Nota Protes


 
alfian kartono Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko saat tiba di Hotel Aston Jayapura.


JAKARTA, CB
- Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, pihaknya telah menyusun laporan data pelanggaran batas wilayah yang dilakukan oleh Malaysia. Laporan itu sebelumnya diminta Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi sebagai bahan untuk melayangkan nota protes kepada Malaysia atas pelanggaran yang terjadi di wilayah Blok Ambalat.
"Sudah kita buat laporan (dan diserahkan) kepada Menko Polhukam (Tedjo Edhy) dan nanti dilanjutkan ke Menlu," kata Moeldoko di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (22/6/2015).
Meski demikian, ia mengatakan, saat ini yang terpenting adalah meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan Malaysia. Hal itu agar kasus pelanggaran wilayah tidak terjadi di kemudian hari.
"Kita tingkatkan koordinasi lagi dengan pihak Malaysia. Nanti saya bisa bicara lagi dengan Panglima Diraja Malaysia untuk bisa saling memahami posisi masing-masing," ujarnya.
Moeldoko sebelumnya menyatakan, telah berkomunikasi dengan Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia untuk tidak menurunkan prajurit di Ambalat. Menurut Moeldoko, permasalahan di Ambalat akan diselesaikan secara diplomatik.
Hingga Mei 2015, sudah sembilan kali pesawat perang milik militer Malaysia diduga masuk tanpa izin ke wilayah yang berbatasan dengan Kalimantan, yaitu Blok Ambalat. Keberadaan pesawat Malaysia terdeteksi oleh TNI Angkatan Udara.
Komandan Lanud Tarakan Letkol Penerbang Tiopan Hutapea mengatakan, penetrasi pesawat asing memasuki wilayah udara Ambalat ini terpantau oleh Satuan Radar 225 Kosek II Kohanudnas di Tarakan, Kalimantan Utara.
Menurut Mayor Lek M Suarna selaku komandan satuan radar, pesawat Malaysia sering kali melakukan penetrasi. Terpantau, sudah sembilan kali pesawat militer negeri jiran lepas landas dari Tawau dan memasuki wilayah Indonesia di atas perairan Ambalat.


 Credit  KOMPAS.com