JAKARTA, CB - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariani Soemarno akhirnya memberikan penjelasan mengenai proyek pembangunan data center milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk di Singapura.
“Data itu akan dikelola oleh pihak yang meminta sistem itu dibangun,” ujar Rini, di rumah dinasnya, Jakarta, Sabtu (20/6/2015).
Mantan Menteri Perindustrian itu mengaku kaget kepulangannya dari rangkaian lawatan ke luar negeri justru berbuah kabar miring. “Saya baru pulang dari RRT dan Perancis mendapatkan oleh-oleh tulisan mengenai Telkom dan Pelindo II,” katanya.
Ia menegaskan, pusat data yang dibangun oleh perusahaan patungan Telkom Indonesia dengan Singtel tersebut untuk membangun sistem, dan bukannya pengelolaan data.
Misalnya, kata Rini, pembangunan sistem e-education memang dilakukan oleh perusahaan patungan tersebut. Pihak yang mengelola data adalah Kementerian Pendidikan. Begitu juga misalnya dengan sistem ICT untuk membenahi pengelolaan waktu inap barang (dwell time) di pelabuhan, yang masih dibutuhkan proses panjang sejak kontainer itu turun dari kapal ke lapangan timbun (Container Yard).
Proses panjang tersebut, sambung Rini, melibatkan banyak kementerian/lembaga. Rini menuturkan, proses inilah yang ingin dipercepat oleh Presiden Joko Widodo. Oleh karenanya, one window system perlu dibangun.
“Ini adalah satu solusi yang mungkin akan ditawarkan oleh Telkom yang mungkin akan bekerjasama dengan Singtel. Tapi yang mengelola data itu bisa Pelindo II atau kementerian terkait,” kata Rini.
Tak tanggung-tanggung demi menjelaskan duduk persoalan itu, Menteri Rini juga turut menghadirkan beberapa jajaran direksi PT Telkomunikasi Indonesia Tbk. Menurut dia, hal ini perlu dilakukan untuk memberikan penjelasan ke masyarakat mengenai apa sebenarnya fungsi BUMN sehingga tidak terkecoh dengan berita yang meresahkan.
Dalam kesempatan itu, Direktur IT dan Strategic Portfolio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Indra Utoyo, menegaskan proyek data center ketiga yang dibangunnya pada 5 Juni lalu itu bukan diperuntukkan untuk penyimpanan data milik negara.
Sama seperti dua data center yang sebelumnya, proyeknya kali ini juga membidik pangsa pasar perusahaan di Singapura. Kata dia, pembangunan data center tersebut sebenarnya merupakan proyek yang diperoleh anak usahanya Telin Singapura Pte Ltd melalui tender yang cukup ketat.
“Yang jelas kalau data di Singapura bukan data dari Indonesia karena sudah ada permennya dari kominfo kalau data-data keuangan apalagi government itu harus di dalam negeri,” tegasnya.
Menurut dia sejak beberapa tahun lalu, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk memang sudah mengembangkan sayap bisnisnya ke Singapura dengan membentuk anak usaha sendiri. Selama ini Telin Singapura Pte Ltd telah menjadi kontributor terbesar pendapatan internasional perseroan. Bahkan kini pendapatannya tercatat sudah mencapai angka Rp 1 triliun.
Asal tahu saja, akibat peresmian yang dilakukannya Rini Soemarno telah dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri. Ia dilaporkan oleh elemen masyarakat yang menamanakan diri Indonesia Club dengan tuduhan telah menjual aset negara.
Credit KOMPAS.com