Bendera Uni Eropa. (REUTERS/Yves Herman)
Upaya Pemerintah Yunani melobi para kreditor untuk menyelamatkan negaranya dari kebangkrutan sebenarnya sudah berlangsung sejak empat bulan yang lalu, namun selalu gagal. Upaya terakhir juga gagal dilakukan Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras pada pertemuan darurat menteri keuangan UE yang berlangsung di Brussels, Kamis (25/6). Padahal, kurang dari sepekan Yunani harus membayar € 1,6 miliar ke IMF untuk memenuhi kewajiban utangnya yang akan jatuh tempo pada 30 Juni 2015.
Pembicaraan tentang krisis utang Yunani antara menteri keuangan UE harus terhenti setelah Athena menolak usulan kebijakan reformasi keuangan yang diajukan para kreditor. Padahal sehari sebelumnya, sikap Tsipras melunak dengan menyatakan siap memangkas anggaran pensiun dan menaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) seperti yang kreditor inginkan. Namun pada detik-detik terakhir sikap Tsipras justru berubah.
"Lembaga kreditor menginformasikan masih ada jarak yang cukup jauh dengan otoritas Yunani terkait pembahasan sejumlah isu," ujar Menteri Keuangan Belanda, Jeroen Dijsselbloem seperti dikutip dari CNN Money.
Dijsselbloem, yang memimpin pertemuan darurat tersebut menambahkan otoritas keuangan UE kemungkinan akan berkumpul kembali pada Sabtu (27/6) untuk mempertimbangkan kembali kondisi Yunani.
Pierre Moscovici, Komisaris UE Bidang Ekonomi dan Keuangan kepada The Guardian mengatakan Athena dan kreditor masih berselisih paham mengenai usulan reformasi pensiun dan tarif PPN yang menjadi syarat pengucuran bailout tambahan.
|
"Kami akan terus melakukan pembahasan. Lembaga kreditor akan melihat kembali kedua dokumen (proposal kebijakan) usulan kami maupun usulan mereka sendiri. Akan ada diskusi kembali dengan Pemerintah Yunani dan kami akan terus berupaya sampai menemukan solusi," tuturnya.
Dari Washington, IMF memastikan tidak akan memundurkan tenggat waktu pembayaran angsuran utang Yunani sebesar € 1,6 miliar dari kesepakatan 30 Juni 2015.
Kendati buntu, Tsipras optimistis tercipta kompromi dengan kreditor yang memungkinkan bagi Yunani mengatasi krisis utangnya. "Sejarah Eropa penuh perbedaan pendapat, negosiasi, dan kemudian kompromi," katanya.
Credit CNN Indonesia