Jumat, 26 Juni 2015

Skotlandia Hentikan Pendanaan untuk Ratu Elizabeth


Skotlandia Hentikan Pendanaan untuk Ratu Elizabeth 
 Ratu Inggris, Elizabeth II, tidak akan menerima dana hibah dari crown estate, atau portofolio properti milik kerajaan di Skotlandia. (Reuters/Toby Melville)
 
Jakarta,CB -- Ratu Inggris, Elizabeth II, tidak akan menerima dana hibah dari crown estate, atau portofolio properti milik kerajaan di Skotlandia. Keputusan ini dapat berujung pada pengurangan pendapatan untuk kerajaan dan keluarga kerajaan mencapai lebih 2 juta pound sterling atau lebih dari Rp40 miliar per tahun.

Dilaporkan media Inggris, The Guardian, keputusan ini didasari atas keinginan parlemen Skotlandia menggunakan profit dari properti tersebut untuk kepentingan Skotlandia, bukan untuk mendanai kerajaan.

Sebelumnya, Skotlandia berkontribusi dalam hal pendanaan untuk ratu setelah mengambil alih manajemen properti kerajaan, senilai lebih dari 26 juta pound sterling, atau setara dengan Rp543 miliar. Namun, di bawah kepemimpinan Menteri Pertama Skotlandia, Nicola Sturgeon, hal ini tidak akan berlanjut.

"Awalnya, Alex Salmond (menteri pertama Skotlandia sebelumnya) menyiratkan bahwa hal ini mungkin terjadi. Namun kepemimpinan baru menyatakan tidak," kata salah satu pejabat senior, dikutip dari The Guardian, Rabu (24/6).

Dana hibah untuk kerajaan, yang tahun lalu mencapai 39,9 juta pound sterling, atau setara dengan Rp834 miliar, digunakan untuk mendanai semua kebutuhan rumah tangga kerajaan. Dana hibah ini didapat dari 15 persen profit tahunan dari masing-masing properti kerajaan.

Tahun ini, pendapatan dari properti kerajaan di Skotlandia mencapai 14,5 juta pound sterling, atau sekitar Rp303 miliar. Sehingga, dana hibah untuk Ratu mencapai hingga 2,2 juta pound sterling, atau setara dengan Rp46 miliar.

Para pejabat istana Buckingham mengangkat masalah ini ketika mempresentasikan laporan rekening tahunan. Sir Alan Reid, pejabat keuangan Ratu menyatakan keputusan Skotlandia ini akan memperumit pendanaan kerajaan di masa depan.

"Pengalihan aset dari properti kerajaan ke pemerintah Skotlandia akan membingungkan di masa depan, karena total aset di bawah manajemen akan jatuh, dan dana hibah sebanyak 15 persen akan berkurang jika pengalihan aset Skotlandia telah terjadi," katanya.


Di bawah kepemimpinan mantan menteri pertama Skotlandia, Alex Salmond, pada tahun lalu, Partai Nasional Skotlandia berjanji tetap mempertahankan Ratu Elizabeth sebagai kepala negara jika memilih merdeka dari Inggris pada September lalu.

Namun, Kerajaan Inggris menerima banyak kritik dari warga Skotlandia setelah Ratu Elizabeth membuat intervensi publik beberapa hari menjelang referendum kemerdekaan Skotlandia. Kala itu, sang ratu berpidato di depan sebuah gereja dekat Benteng Balmoral, Skotlandia, dan menyatakan, "Saya berharap rakyat akan berhati-hati menentukan masa depan."

Istana Buckingham menekankan bahwa masalah pendanaan tidak akan mempengaruhi hubungan keluarga kerajaan dengan Skotlandia. Ratu akan "terus tetap berkunjung ke Balmoral, dan Holyrood, dan akan tetap menjadi Ratu Skotlandia", ujar salah satu sumber istana.

Para menteri Skotlandia diperkirakan akan mempertimbangkan mentransfer pengelolaan aset properti kerajaan di Skotlandia kepada otoritas lokal, sehingga pendapatannya dapat lebih digunakan untuk tujuan sosial.

Meski demikian, seorang juru bicara Istana Buckingham yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa Skotlandia masih dapat berkontribusi dalam pembiayaan monarki, karena mereka membayar pajak ke Departemen Keuangan Inggris, yang akan memberikan dana hibah untuk kerajaan.

Hal serupa juga dikemukakan oleh juru bicara anonim dari pemerintah Skotlandia, yang menyatakan bahwa "Skotlandia akan tetap memberikan kontribusi keuangan kepada kerajaan, meskipun tidak melalui properti kerajaan."

Juru bicara tersebut menyatakan bahwa dana hibah kerajaan akan didapat melalui perpajakan umum yang dibayarkan warga Skotlandia

Dana hibah untuk kerajaan merupakan dana publik utama untuk monarki Inggris, yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2011 untuk menggantikan peraturan dana hibah dari wisata dan properti tahunan.

Dana hibah ini juga tidak boleh lebih rendah dari tahun sebelumnya. Presentase dana hibah juga ditentukan ulang setiap lima tahun sekali, dan akan ditinjau kembali pada April 2016.

Sementara, rekening keuangan Ratu menunjukkan peningkatan sebanyak 6,7 persen dalam pendanaan hibah tahun lalu, menjadi 37,9 juta pound sterling, atau sekitar Rp792 miliar Ratu menghabiskan 35,7 juta pound sterling (Rp746 miliar) dan menyimpan sisanya dalam rekening cadangan.

Dana hibah tersebut akan digunakan untuk memperbaiki properti kerajaan, seperti istana Buckingham, yang diperkirakan sebesar 150 juta pound sterling. Angka sebesar itu sudah termasuk memindahkan sang Ratu dan anggota kelurga kerajaan ke tempat lain ketika istana tersebut diperbaiki.

Selain itu, Pangeran Wales dan Duchess of Cornwall membukukan tagihan wisata terbesar, mencapai 446.159 pound sterling (Rp9,3 miliar) dalam turnya ke Meksiko dan Kolombia, dan 239,710 pound sterling (5 miliar) untuk tur Amerika. Belum lagi biaya Pangeran Charles berkunjung ke Timur tengah yang menghabiskan dana 262.212 pound sterling (Rp5,4 miliar) denhan penerbangan charter.

"Selama bertahun-tahun mendatang, pendanaan kerajaan dan pemeliharaan Istana Buckingham akan menjadi tantangan keuangan yang signifikan. Kami akan terus bekerja sama dengan wali kerajaan untuk memastikan bahwa dana untuk rumah tangga kerajaan mencerminkan tantangan tersebut," kata Raid.




Credit   CNN Indonesia