PALAWAN (CB) – Pesawat mata-mata Jepang terlihat
berpatroli di wilayah Laut China Selatan yang sedang disengketakan. Hal
itu dilakukan sebagai bagian dari latihan dengan militer Filipina.
Keadaan ini pun membuat China kesal.
Menurut pejabat Jepang dan Filipina, pesawat mata-mata jenis P3-C Orion tersebut terbang di atas ketinggian 1.524 meter di tepi sungai sebuah wilayah kaya energi yang diklaim oleh China dan Filipina. Pesawat mata-mata asal Jepang itu ditemani sebuah pesawat patroli Filipina.
Laut yang disengketakan tersebut dan Kepulauan Spratly merupakan wilayah yang kembali diklaim Filipina. Saat ini wilayah itu sengaja dibangun pulau buatan oleh Pemerintah China.
"Kami berlatih pola pencarian dan penyelamatan. Hal itu penting dalam setiap bantuan dan penanggulangan bencana operasi kemanusiaan," kata Marinir Kolonel Jonas Lumawag di Bandara Puerta Princesa International di Kepulauan Palawan, basis operasi latihan Jepang dan Filipina, seperti diberitakan Reuters, Selasa (23/6/2015).
“Ini merupakan latihan pertama kami di sini dan melakukan kegiatan bersama Filipina,” sambung Komandan Angkatan Pertahanan Kelautan Jepang, Hiromi Hamano, setelah P3-C kembali ke Kepulauan Palawan.
China tentu memiliki pandangan yang berbeda melihat kehadiran Pemerintah Jepang di perairan internasional. Negeri Sakura –julukan Jepang– bisa dianggap mendukung klaim pemilikan yang dilakukan Filipina di wilayah itu.
Jepang khawatir dengan dominasi China di wilayah tersebut. Negeri Sakura tidak mau China mengisolasi wilayah itu dari perdagangan laut. Saat ini Jepang juga terlibat perselisihan dengan Negeri Tirai Bambu –julukan China– terkait perebutan pulau-pulau di Laut China Timur.
Menurut pejabat Jepang dan Filipina, pesawat mata-mata jenis P3-C Orion tersebut terbang di atas ketinggian 1.524 meter di tepi sungai sebuah wilayah kaya energi yang diklaim oleh China dan Filipina. Pesawat mata-mata asal Jepang itu ditemani sebuah pesawat patroli Filipina.
Laut yang disengketakan tersebut dan Kepulauan Spratly merupakan wilayah yang kembali diklaim Filipina. Saat ini wilayah itu sengaja dibangun pulau buatan oleh Pemerintah China.
"Kami berlatih pola pencarian dan penyelamatan. Hal itu penting dalam setiap bantuan dan penanggulangan bencana operasi kemanusiaan," kata Marinir Kolonel Jonas Lumawag di Bandara Puerta Princesa International di Kepulauan Palawan, basis operasi latihan Jepang dan Filipina, seperti diberitakan Reuters, Selasa (23/6/2015).
“Ini merupakan latihan pertama kami di sini dan melakukan kegiatan bersama Filipina,” sambung Komandan Angkatan Pertahanan Kelautan Jepang, Hiromi Hamano, setelah P3-C kembali ke Kepulauan Palawan.
China tentu memiliki pandangan yang berbeda melihat kehadiran Pemerintah Jepang di perairan internasional. Negeri Sakura –julukan Jepang– bisa dianggap mendukung klaim pemilikan yang dilakukan Filipina di wilayah itu.
Jepang khawatir dengan dominasi China di wilayah tersebut. Negeri Sakura tidak mau China mengisolasi wilayah itu dari perdagangan laut. Saat ini Jepang juga terlibat perselisihan dengan Negeri Tirai Bambu –julukan China– terkait perebutan pulau-pulau di Laut China Timur.
Credit Okezone