Seorang tentara Arab Saudi sedang mengamati
sekitarnya di perbatasan Arab Saudi dan Yaman. Disebutkan sebuah rudal
telah ditembakkan ke Riyadh dari Yaman, tapi berhasil dijatuhkan.
(REUTERS/Faisal Al Nasser)
“Malam ini sebuah rudal balistik ditembakkan dari daerah Yaman ke Kerajaan Arab Saudi,” kata juru bicara koalisi Turki al-Maliki, seperti dikutip AFP dari Saudi Press Agency. “Rudal itu diluncurkan dengan sasaran warga sipil dan daerah permukiman, puing rudal itu mendarat di daerah tak berpenduduk di bandara dan tak ada yang cedera.”
Otoritas penerbangan sipil setempat melaporkan bandara beroperasi seperti biasa dan begitu juga berbagai penerbangan tetap sesuai jadwal.
Warga Riyadh sendiri melaporkan mendengar suara dentuman keras dekat bandara saat rudal itu ditembak jatuh. Otoritas setempat mengklaim tak ada kerusakan berarti dan korban jiwa akibat peristiwa itu.
Serangan ini menandai ancaman yang muncul akibat konflik di Yaman. Konflik yang meningkat sejak koalisi yang dipimpin Arab Saudi memulai intervensi militernya di Yaman pada 2015.
Stasiun Televisi Al-Masirah milik kelompok Huthi di Yaman, menyatakan bahwa rudal itu ditembakkan dari Yaman dengan target bandara. Lokasi peluncuran sendiri berada 1.200 kilometer dari Riyadh.
Bukan kali pertama Arab Saudi diancam serangan rudal seperti itu. Pada Juli lalu, sebuah rudal balistik ditembakkan dari Yaman dan jatuh dekat Mekah, sebulan sebelum pelaksanaan ibadah Haji.
Di provinsi perbatasan dengan Yaman, di Jizan dan Najran, ribuan mortir dan roket telah menghancurkan sekolah, masjid, dan rumah-rumah. Ribuan warga telah dievakuasi dari perbatasan.
Credit cnnindonesia.com
Riyadh Diserang Rudal, Saudi: Tindakan Perang Iran Melawan Kerajaan
RIYADH
- Pemerintah Arab Saudi menyalahkan Iran terkait serangan peluru
kendali (rudal) balistik kelompok Houthi Yaman terhadap wilayah Riyadh.
Saudi anggap kejadian pada hari Sabtu itu sebagai agresi terang-terangan
Iran dan tindakan perang melawan Kerajaan.
Rudal balistik yang ditembakkan dari Yaman tersebut menargetkan Bandara Internasional King Khalid di Riyadh. Senjata itu berhasil ditembak jatuh pasukan Angkatan Udara Arab Saudi dan tidak menimbulkan kerusakan besar maupun korban jiwa.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (6/11/2017), Pemerintah Saudi menyalahkan serangan tersebut terhadap “kaki tangan” Iran. Menurut pernyataan itu, serangan tak akan terjadi jika Iran tidak mendukung pemberontak Houthi di Yaman.
”Peran Iran dan komando langsungnya terhadap proxy Houthi dalam hal ini merupakan tindakan agresi yang jelas yang menargetkan negara-negara tetangga, dan mengancam perdamaian dan keamanan di wilayah dan secara global,” bunyi pernyataan pemerintah sebagaimana dikutip oleh AP.
”Oleh karena itu, komando koalisi menganggap ini tindakan terang-terangan atas agresi militer oleh rezim Iran, dan dapat dianggap sebagai tindakan perang melawan Kerajaan Arab Saudi,” lanjut pernyataan pemerintah. “Arab Saudi berhak untuk menanggapi Iran dalam waktu dan cara yang tepat.”
Koalisi militer Teluk yang dipimpin oleh Arab Saudi juga mengumumkan telah menutup semua penyeberangan perbatasan darat, pelabuhan laut dan bandara di Yaman sebagai respons peluncuran rudal tersebut.
Koalisi telah memerangi pemberontak Houthi yang menguasai Ibu Kota Yaman, Sanaa, pada awal 2015. Riyadh sendiri merupakan mendukung Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi, yang nyaris digulingkan Houthi.
Rudal balistik yang ditembakkan dari Yaman tersebut menargetkan Bandara Internasional King Khalid di Riyadh. Senjata itu berhasil ditembak jatuh pasukan Angkatan Udara Arab Saudi dan tidak menimbulkan kerusakan besar maupun korban jiwa.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (6/11/2017), Pemerintah Saudi menyalahkan serangan tersebut terhadap “kaki tangan” Iran. Menurut pernyataan itu, serangan tak akan terjadi jika Iran tidak mendukung pemberontak Houthi di Yaman.
”Peran Iran dan komando langsungnya terhadap proxy Houthi dalam hal ini merupakan tindakan agresi yang jelas yang menargetkan negara-negara tetangga, dan mengancam perdamaian dan keamanan di wilayah dan secara global,” bunyi pernyataan pemerintah sebagaimana dikutip oleh AP.
”Oleh karena itu, komando koalisi menganggap ini tindakan terang-terangan atas agresi militer oleh rezim Iran, dan dapat dianggap sebagai tindakan perang melawan Kerajaan Arab Saudi,” lanjut pernyataan pemerintah. “Arab Saudi berhak untuk menanggapi Iran dalam waktu dan cara yang tepat.”
Koalisi militer Teluk yang dipimpin oleh Arab Saudi juga mengumumkan telah menutup semua penyeberangan perbatasan darat, pelabuhan laut dan bandara di Yaman sebagai respons peluncuran rudal tersebut.
Koalisi telah memerangi pemberontak Houthi yang menguasai Ibu Kota Yaman, Sanaa, pada awal 2015. Riyadh sendiri merupakan mendukung Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi, yang nyaris digulingkan Houthi.
Credit sindonews.com
Saudi Tembak Jatuh Rudal Balistik dari Yaman yang Menuju Riyadh
RIYADH
- Angkatan Udara Arab Saudi menembak jatuh sebuah peluru kendali
(rudal) balistik yang diluncurkan dari Yaman menuju wilayah Riyadh pada
Sabtu malam. Media lokal melaporkan ada ledakan keras yang terdengar di
bandara ibu kota.
Tak ada kerusakan parah yang disebabkan oleh serangan rudal tersebut. Mengutip laporan Al Arabiya, Minggu (5/11/2017), rudal dari Yaman itu diduga ditargetkan terhadap Bandara Internasional King Khalid.
Pasukan Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab atas upaya serangan tersebut. Klaim itu dilansir Al Jazeera yang mengutip seorang juru bicara dari kelompok pemberontak Yaman.
Rudal balistik itu dilaporkan memiliki jarak tempuh lebih dari 800 kilometer (500 mil). Senjata tersebut telah terbang lebih dari 500 kilometer di atas perbatasan Saudi-Yaman.
Otoritas Penerbangan Sipil Arab Saudi menyampaikan di akun Twitter-nya bahwa rudal tersebut jatuh di lokasi bandara. Namun semua fasilitas bandara tidak rusak.
Pihak Bandara Internasional King Khalid dalam sebuah pernyataan untuk penumpang pesawat mengatakan bahwa semua penerbangan dioperasikan secara normal dan sesuai jadwal.
Tak lama setelah serangan itu, muncul video di YouTube yang diklaim rekaman dari situasi di Bandara Internasional King Khalid. Dalam video itu, orang-orang terlihat berlari ke segala arah. Asap mengepul disertai beberapa ledakan keras dan sirine yang nyaring terdengar.
Awal pekan ini, koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi meluncurkan serangan udara di Yaman yang menghantam sebuah pasar dan sebuah bangunan hotel di Provinsi Saadah utara. Sedikitnya 26 orang tewas dalam serangan tersebut.
Tak ada kerusakan parah yang disebabkan oleh serangan rudal tersebut. Mengutip laporan Al Arabiya, Minggu (5/11/2017), rudal dari Yaman itu diduga ditargetkan terhadap Bandara Internasional King Khalid.
Pasukan Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab atas upaya serangan tersebut. Klaim itu dilansir Al Jazeera yang mengutip seorang juru bicara dari kelompok pemberontak Yaman.
Rudal balistik itu dilaporkan memiliki jarak tempuh lebih dari 800 kilometer (500 mil). Senjata tersebut telah terbang lebih dari 500 kilometer di atas perbatasan Saudi-Yaman.
Otoritas Penerbangan Sipil Arab Saudi menyampaikan di akun Twitter-nya bahwa rudal tersebut jatuh di lokasi bandara. Namun semua fasilitas bandara tidak rusak.
Pihak Bandara Internasional King Khalid dalam sebuah pernyataan untuk penumpang pesawat mengatakan bahwa semua penerbangan dioperasikan secara normal dan sesuai jadwal.
Tak lama setelah serangan itu, muncul video di YouTube yang diklaim rekaman dari situasi di Bandara Internasional King Khalid. Dalam video itu, orang-orang terlihat berlari ke segala arah. Asap mengepul disertai beberapa ledakan keras dan sirine yang nyaring terdengar.
Awal pekan ini, koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi meluncurkan serangan udara di Yaman yang menghantam sebuah pasar dan sebuah bangunan hotel di Provinsi Saadah utara. Sedikitnya 26 orang tewas dalam serangan tersebut.
Credit sindonews.com