Seorang wanita Muslim diserang, dibuka
paksa jilbabnya dan dipukuli di London. Kasus ini adalah cerminan
meningkatnya Islamofobia di Inggris. (Reuters/Luke MacGregor)
Diberitakan The Independent, Minggu (7/6), insiden ini terjadi di Croydon, selatan kota London, pada Kamis pekan lalu saat korban yang mengenakan jilbab hendak menjemput dua anaknya di sebuah sekolah swasta Islam, Al-Khair.
Muslimah yang enggan disebut namanya ini mengatakan, dua wanita tiba-tiba menghampiri dirinya, mulai menyerang dan melontarkan kata-kata kasar.
Dua pelaku awalnya bertanya apakah korban tidak kepanasan mengenakan jilbab. Lalu pelaku menarik jilbab itu hingga terlepas dan memukuli korban yang tidak berdaya.
"Mereka menarik hingga terlepas jilbab saya dan mulai memukuli dan menendangi saya. Seorang dari mereka menjambak saya dan pelaku lainnya memukuli. Mereka sangat rasis dan mengeluarkan kata-kata kasar," kata korban yang minta dirahasiakan namanya.
Akibat serangan itu, dia mengalami luka dan sebagian rambutnya tercabut. Serangan baru berhenti ketika ada orangtua murid lainnya yang menghentikan.
"Kami menganggap serius serangan ini. Kami telah menangkap dua orang untuk diinvestigasi," kata juru bicara Kepolisian Metropolitan London.
Pelaku yang berusia 18 dan 36 tahun dibebaskan dengan jaminan dan diminta untuk kembali ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.
Islamofobia meningkat
Kasus ini adalah satu dari banyak peristiwa kekerasan dan rasisme yang dialami Muslim di Inggris. Mei lalu, Dewan Muslim Inggris dan Gereja Inggris mengecam angka kekerasan akibat kebencian yang tinggi, bahkan mencapai puncaknya tahun 2014 berdasarkan laporan polisi di Inggris dan Wales sejak 2012.
Kasus kebencian berdasarkan laporan polisi dalam tiga tahun terakhir mencapai lebih dari 47 ribu kasus. Kaum Muslimin menjadi korban utama dalam berbagai kasus ini.
Aktivis anti-rasisme mengatakan, kekerasan terhadap Muslim meningkat sejak berkembangnya ISIS di Irak dan Suriah, pembunuhan Lee Rigby oleh seorang ekstremis pada 2013 dan propaganda anti-imigran oleh partai sayap kanan.
Dr Shuja Shafi, sekretaris jenderal Dewan Muslim Inggris prihatin atas meningkatnya kasus rasisme, namun di saat yang sama dia mengaku tidak terkejut.
"Dengan peningkatan penindasan berbau rasisme di sekolah yang bernada Islamofobia berdasarkan ChildLine, diskriminasi terhadap Muslim di tempat kerja dan serangan terhadap mereka, ada kebutuhan serius untuk mengatasinya," kata Shafi.
Kendati Islamofobia masih menjadi masalah di Inggris, namun penganut Islam di negara itu kian berkembang. Menurut survei British Social Attitudes (BSA) oleh lembaga NatCen Social Research, pemeluk Islam di Inggris meningkat dari 0,5 persen pada 1983 menjadi 5 persen dari populasi Inggris saat ini.
Pemeluk Islam di Inggris meningkat 1 juta orang, menjadi total sekitar 2,4 juta. Sementara itu pemeluk Kristen Anglikan di negara itu terus merosot jumlahnya dalam 30 tahun terakhir, dari 16,5 juta di tahun 1983 menjadi hanya 8,6 juta pada 2014.
Credit CNN Indonesia