Ilustrasi jantung. (Thinkstock/AlexRaths)
Perangkat itu disebut "heart in box" yang berbentuk kotak seperti mesin foto kopi. Ia dibekali dengan penjepit yang menghubungkan jantung dengan selang-selang agar tetap berdetak setelah dipompa oleh darah, nutrisi, dan suplai oksigen. Kotak ini harus ditaruh di ruangan dingin dan steril.
Perangkat ini memperpanjang waktu berdetak sebuah jantung di luar tubuh. Tujuannya, agar para dokter punya waktu lebih panjang ketika ingin menolong orang yang membutuhkan donor jantung dari orang yang baru meninggal dunia.
Sistem ini dikembangkan oleh perusahaan penyedia alat kesehatan TransMedics asal Andover, Massachusetts, Amerika Serikat.
Setidaknya sudah ada 15 kasus transplantasi di Inggris dan Australia yang berhasil berkat memakai sistem mesin ini dari jantung orang yang baru meninggal.
Biasanya, transplantasi jantung datang dari seseorang yang mengalami mati otak. Jantung mereka dipotong di saat tubuhnya masih sehat.
Di Amerika Serikat, para ahli bedah transplantasi masih menunggu persetujuan pemerintah untuk memanfaatkan mesin tersebut.
Sejumlah pihak mengatakan harga alat kotak US$ 250 ribu masih terlalu mahal untuk digunakan secara luas.
|
Di Amerika Serikat, standar waktu tunggu untuk mengambil organ tubuh dari orang yang baru saja meninggal adalah lima menit. Walaupun, sempat terjadi kasus di Colorado pada 2008 di mana ahli mengambil jantung dari bayi yang baru lahir tetapi mengalami kerusakan otak, hanya dalam 75 detik.
Pakar etika medis Robert Truog dari Universitas Harvard punya pertanyaan besar, "Apakah para pendonor ini sudah benar-benar mati?" Karena, jantung pendonor yang dipotong itu dapat berdetak kembali meskipun telah berada di tubuh orang lain dengan peredaran darah yang berbeda.
"Kita cenderung mengabaikan itu karena kita ingin transplantasi organ-organi ini," kata Truog seperti dikutip dari MIT Technology Review.
Jika posisinya demikian, Truog berkata semua dikembalikan kepada pihak keluarga yang memberikan persetujuan donor organ tubuh.
Credit CNN Indonesia