Satuan Antiteror Densus 88 menggerebek
dua rumah yang selama ini diduga sebagai sarang teroris. Keduanya
berada di Mojokerto, Jawa Timur. (Ilustrasi/Antara/Hayu Yudha)
Penggerebekan pertama terjadi di Sukoharjo, tepatnya di di Jalan Empunala No 78 Kota Mojokerto, pada Sabtu (19/12) sekitar pukul 19.00 WIB. Dalam aksi tersebut Desus 88 mengamankan tiga pria dewasa, satu wanita dan dua anak-anak.
"Benar (ada penangkapan). Mengenai jaringan dan keterlibatannya apa, Densus 88 yang lebih tahu tentang itu. Densus juga sudah memeriksa rumah kontrakan yang bersangkutan di Kecamatan Bulu, Sukoharjo," ujar Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai, seperti dilansir detikcom.
Salah satu tersangka dalam aksi penggerebekan itu adalah Indraji, warga dari Dusun Notog, Desa/Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pria ini tinggal bersama istri dan dua anaknya.
|
Dalam penggerebekan itu tim Densus menemukan sejumlah barang seperti pupuk urea, paku, gotri, switching, parang, parafin, buku-buku panduan merakit bom, serta sebuah peta daerah Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi. Tidak ditemukan bom di lokasi tersebut.
Menurut warga Indraji adalah sosok yang aktif dalam kegiatan sosial. Rumah yang ia sewa dari pemilik dr Nurul yang selama ini dipakai sebagai Rumah Terapi bagi warga.
Selain penggerebekan di Jalan Empunala, tim Densus 88 juga merangsek masuk ke rumah warga terduga teroris lainnya yang menyewa rumah di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Tersangka bernama M Choirul Amin (38) diamankan bersama sejumlah barang sitaan seperti buku jihad dan surat keterangan pindah palsu.
Menurut Kapolsek Trowulan, AKP Sulkan, penggerebekan ini adalah hasil pengembangan yang didapat dari hasil penangkapan di Jalan Empunala 78.
Selain buku jihad dan dokumen palsu, tim Densus 88 juga mengamankan satu set komputer, sebuah laptop, 2 hardisk, 1 set stempel palsu, sebuah ponsel Smartfren, 3 kardus HP Samsung, dan 2 bilah pisau. Namun lagi-lagi tidak ditemukan bahan peledak di lokasi kedua ini.
"Bahan peledak tidak ditemukan. Kalau buku-buku jihad ada," kata Sulkan.
Credit CNN Indonesia