PAK FA. Sumber: Sukhoi
Uji coba tahap kedua mesin
terbaru pesawat tempur garis depan PAK FA ditunda satu tahun. Pesawat
tersebut baru bisa terbang dengan mesin baru pada 2018, bukan 2017
seperti yang direncanakan sebelumnya.
Kerumitan teknis proyek ini
membutuhkan periode bench-testing yang panjang bagi mesin baru, sehingga
penyelesaian akhir program pesawat tempur generasi kelima secara
keseluruhan diundur. Menurut Vladimir Prokhvatilov, pakar di Russian
Academy of Military Sciences, mesin tersebut 'akan dioperasikan paling
cepat 2025'.
Saat ini, lima prototipe PAK FA sudah terbang menggunakan
mesin tahap pertama, AL-41F1. Mesin tersebut mampu menciptakan dorongan
86,3 kN, dan 147 kN di moda afterburner, namun karakteristik tersebut
tak memenuhi standar pesawat tempur generasi kelima, atau rasio dorongan
dan bobot, atau konsumsi bahan bakar.
PAK FA
PAK FA merupakan jet tempur kelas berat, dengan konfigurasi aerodinamis khusus di badan pesawat. Badan pesawat terdiri dari 70 persen material komposit, dan senjatanya tersimpan di dalam badan pesawat untuk mengurangi potensi terdeteksi oleh radar. Radar Byelka, dilengkapi dengan Active Electronically Scanned Array (AESA), dapat melacak empat target permukaan dan 30 target udara sekaligus, serta menembak delapan di antaranya.
Menurut pengembang, mesin tahap kedua, dari segi efisiensi
bahan bakar dan rasio dorongan-bobot, akan lebih efektif dari
sebelumnya, dan memenuhi kriteria teknis mesin generasi kelima. Hal ini
memastikan bahwa T-50 dapat mencapai kecepatan jelajah supersonik tanpa
menggunakan moda afterburner.
Penundaan uji coba mesin tahap kedua akan memengaruhi
jadwal penyempurnaan seluruh program PAK FA, namun pakar tak melihat hal
ini menciptakan masalah serius. “Su-35 kini sudah beroperasi dan ia
hampir sama dengan pesawat tempur generasi kelima. Ia bisa digunakan
untuk waktu lama," kata Vladimir Shcherbakov, Wakil pemimpin Redaksi
Vzlyot (Take-off) Magazine, pada RBTH.
Penundaan penyelesaian program PAK FA tak akan memengaruhi
kemampuan pertahanan negara, kata Shcherbakov. “Kita tak boleh lupa
bahwa kita punya keterbatasan anggaran, karena anggaran negara tak bisa
menyediakan dana yang telah disusun sebelumnya untuk pertahanan
nasional. Amerika juga mengurangi pembelian Raptors (F-22) yang terlalu
mahal, sementara tugas yang dapat dijalankan terbatas, dan tak ada
pesaing,” kata Shcherbakov.
Kapasitas produksi PAK FA tak akan mandek. Kementerian
Pertahanan akan melakukan pemesanan lain. Pabrik tersebut juga telah
memproduksi pesawat generasi ke-4+. Menurut kontrak yang ditandatangani
pada Agustus 2009 antara Kementerian Pertahanan Rusia dan Sukhoi,
Angkatan Udara Rusia seharusnya menerima 15 buah Su-35S pada 2015.
Credit RBTH Indonesia