Bus di Kenya kembali diberondong senjata al Shabaab. (REUTERS/Stringer)
Penumpang itu mengatakan, ia dan orang-orang Muslim diminta membantu penyerang untuk mengidentifikasi penganut Kristen yang ada di bus itu, di antara mereka. Abdi Mohamud Abdi, seorang penumpang Muslim memperkirakan, ada 10 penyerang al Shabaab naik ke atas bus itu.
Mereka meminta para penumpang memisahkan diri berdasarkan agama, namun langsung ditolak. "Kami bahkan memberi beberapa non-Muslim busana kepercayaan kami untuk digunakan di bus itu, sehingga mereka tidak akan diidentifikasi dengan mudah. Kami terjebak bersama," katanya.
"Akhirnya mereka menyerah dan pergi, tapi memperingatkan kami bahwan mereka akan kembali," ujar Abdi melanjutkan. Ia dan penumpang lain cukup beruntung, lantaran sebelum-sebelumnya, militan al-Shabaab tak ragu membunuh orang Muslim maupun non-Muslim.
Sebelum aksi yang terjadi di Mandera, utara Kenya itu, militan al-Shabaab sudah pernah beraksi di Nairobi. Dengan senjata, mereka juga menghentikan bus dan menembaki penumpang. Aksi itu menewaskan 28 penumpang non-Muslim.
Julius Otieno, petugas berwenang daerah setempat membenarkan pernyataan Abdi yang menyebut bahwa penyerang meminta penumpang berpisah berdasarkan agama. Ia juga membenarkan bahwa penumpang Muslim menolak melakukannya dan memilih melindungi non-Muslim.
Namun Sheikh Abdiasis Abu Musab, juru bicara militer al-Shabaab mengatakan, kelompok penyerang sempat menembak di dalam bus. "Beberapa musuh Kristen meninggal dan lainnya luka," katanya kepada Reuters. Otieno mengatakan, selain dua meninggal memang ada empat penumpang yang menderita luka-luka.
Al-Shabaab mengatakan, serangan serupa akan terus berlangsung sampai Nairobi menarik pasukannya dari peperangan militer di Somalia. Al-Shabaab juga meminta bagian utara Kenya menjadi milik Somalia. Selama ini, perbatasan utara Kenya dan Somalia lemah soal pengamanan.
Credit CNN Indonesia