Senin, 21 Desember 2015

Jika ISIS Kalah, 65.000 Militan dari 15 Kelompok Bakal Menggantikan


Jika ISIS Kalah 65 000 Militan dari 15 Kelompok Bakal Menggantikan
Jika ISIS dikalahkan, ada 15 kelompok 'jihad' dengan 65 ribu militan akan menggantikan. | (theaustralian.com.au)

LONDON - Sebanyak 15 kelompok jihad” yang berbasis di Suriah dengan lebih dari 65.000 militan akan mengisi kevakuman atau jadi pengganti jika ISIS dikalahkan. Demikian laporan Centre on Religion and Geopolitics (CRG), organisasi yang didirikan mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair.


Belasan kelompok yang bakal menggantikan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu dua di antaranya, Jabhat al-Nusra dan Ahrar al-Sham. Menurut organisasi yang dijalankan Tony Blair Faith Foundation, belasan kelompok “jihad” di Suriah tetap bertekad melakukan serangan teror terhadap Barat.

Laporan itu munncul bertepataan dengan peringatan lima tahun “Arab Spring”, sebuah gerakan pemberontakan publik terhadap kediktatoran di Timur Tengah dan Afrika Utara. Menurut organisasi tersebut, selain ISIS kelompok jihadis lainnya pada akhirnya akan menimbulkan ancaman bagi Barat.

Fokus saat ini adalah pada kekalahan militer ISIS, tidak mempertimbangkan kelompok lain di Suriah (dan di seluruh dunia) dengan ideologi global dan ambisi yang sama persis sama,” bunyi laporan organisasi itu, seperti dikutip theaustralian.com.au, Senin (21/12/2015).

Penelitian kami telah menemukan 15 kelompok siap untuk berhasil. Jika hanya ISIS yang dikalahkan, ada risiko tinggi yang tersebar dari kelompok ‘jihad Salafi lainnya yang akan memperluas wawasan mereka dan melancarkan serangan di luar Suriah,” lanjut laporan itu.

Dalam eskalasi yang berbahaya, kelompok-kelompok ini bisa bertujuan untuk bersaing. Untuk memastikan kesetiaan dari para militan global dan penadanaan menarik yang dilakukan ISIS.”

Direktur CRG, Ed Husain, mengatakan ideologi yang dianut oleh ISIS tidak memiliki batas atau penghalang. “Dan telah menunjukkan bahwa hal itu bisa menginspirasi orang fanatik untuk membunuh dengan mudah di Paris karena mendapatkannya di Raqqa,” katanya.


Credit  Sindonews