Tagar #IWillProtectYou digunakan para
tentara dan veteran AS untuk mendukung Sofia yang ketakutan setelah
Donald Trump mengeluarkan pernyataan anti-Islam. (Reuters/Gary Cameron)
Ketakutan bocah bernama Sofia asal Dallas, Texas, ini awalnya disampaikan ibunya, Melissa Chance Yassini, pada 8 Desember lalu di Facebook, seperti dikutip ABC News, Selasa (22/12).
"Hari menyedihkan di Amerika saat saya harus menghibur anak saya yang berusia delapan tahun setelah mendengar seseorang dengan rambut kuning bernama Trump ingin mengusir seluruh Muslim dari Amerika," tulis Yassini.
"Dia mulai memasukkan benda-benda kesukaannya ke dalam koper, bersiap jika ada tentara yang datang mengusir kami dari rumah. Dia memeriksa kunci pintu 3-4 kali. Ini adalah terorisme. Tidak ada anak di Amerika yang layak mengalaminya," lanjut Yassini.
(Twitter/@simonsalt)
|
"Tagar #IWillProtectYou⬠agar anak-anak ini tahu bahwa kita tidak akan melukai mereka. Bahkan mereka aman di Amerika. Kami akan melindungi orang yang tidak berdosa," tulis Peek.
Sejak itu, lebih dari 20 ribu orang membagi tulisan Yassini dan tagar tersebut menjadi viral. Sejak itu gelombang dukungan berdatangan di media sosial Twitter dan Facebook. Tentara dan veteran berbagi foto mereka dan menghibur Sofia.
"#iwillprotectyou Sofia, saya seorang veteran tua. Saya punya cucu bernama Sofia, saya akan melindungimu seperti saya melindungi dia," tulis seseorang bernama Matthew di Twitter.
(Twitter@bryanchasebrown)
|
Yassini mengaku terkejut dan terharu atas reaksi yang dia peroleh di internet.
"Saya mungkin menerima hampir 500 pesan dari banyak orang di militer kita, dari semua orang, Kristen, ateis, Yahudi, semua orang yang ditemui, telah mendukung Sofia dan saya terharu dengan dukungan dan cinta ini," kata Yassini.
Credit CNN Indonesia