Jumat, 18 Desember 2015

Ranjau Baru Buatan Rusia Mampu Kenali Musuh

New mine will detect combatants

Ranjau terbaru yang masuk ke dalam persenjataan pasukan militer Rusia akan dapat membedakan antara prajurit dengan warga sipil.

Seorang tentara membersihkan ranjau selama latihan bersama pasukan teknis Rusia, Ukraina, Belarus, dan Kazakhstan di kota Volzhsky, wilayah Volgograd. Sumber: Ria Novosti/Sergey Karpov
Ranjau antipersonil cerdas bernama “Medalon” akan segera hadir ke dalam persenjataan pasukan militer Rusia. Menurut pihak pengembang, Research Institute of Engineering (NIII), “Medalon” memiliki kekuatan destruktif yang besar, namun begitu ia tidak berbahaya bagi penduduk sipil.
Prinsip Operasi
Prinsip operasi ranjau modern yang baru saja selesai diuji ini adalah berdasarkan kecerdasan buatan.
“Kami memiliki semacam gate array, yang di situ kami letakkan lima hingga enam chip,” kata Direktur Umum Perusahaan NIII Igor Smirnov kepada para wartawan. “Itu merupakan salah satu elemen kecerdasan buatan, dan kami tidak menggunakan komponen impor apa pun.”
Ranjau dapat dipasang di setiap permukaan jalanan terbuka hingga di jalan setapak di hutan. Perangkat mematikan ini akan masuk ke dalam mode “tidur” sambil memindai situasi sekitar. Ranjau “Medalon” tidak memiliki ektensi sehingga keberadaannya tidak akan disadari oleh manusia. Meski begitu, ranjau ini dapat merasakan kedatangan manusia berkat sensor khusus yang dimilikinya.
Setelah ranjau mengklasifikasi kelas target dan mendeteksi bahwa dalam radius jangkauannya terdapat oknum bersenjata, ia akan “bangun” dan masuk ke mode siap perang, entah itu meledak dan kemudian menyerang musuh, atau menghancurkan diri ketika seseorang berusaha menjinakkannya.
Menurut pihak pengembang, jika ada orang tidak bersenjata, ranjau “Medalon” tidak akan meledak. Ini merupakan kelebihan ranjau tersebut. Ranjau dengan kecerdasan buatannya ini benar-benar tidak membahayakan bagi penduduk sipil yang berada di wilayah konflik dan sering kali menjadi korban ranjau.
Menurut perwakilan dari NIII, ranjau antipersonil dengan sensor jarak nonkontak ini tidak dimiliki pasukan militer lain di manapun di dunia.
Menurut data yang tersedia, setidaknya hingga saat ini belum ada pihak lain yang memiliki sensor nonkontak.

Hulu Ledak
Hulu ledak ranjau darat generasi terbaru ini memiliki elemen dalam bentuk cakram yang ketika meledak akan hancur menjadi serpihan-serpihan yang beterbangan. Dengan demikian, ranjau ini memiliki wilayah cakupan yang besar. Menurut perwakilan dari perusahaan NIII Mikhail Zhukov, perangkata orientasi yang ada di dalam ranjau memungkinkan badan ranjau ketika dipasang bisa diorientasikan di tanah dan menyediakan aliran fragmentasi hanya ke arah dari garis kemungkinan adanya musuh Tidak ada satu pun fragmen yang terbang ke daratan maupun ke atas. Semua hanya terbang secara horizontal.
Ranjau yang memberikan respon langsung terhadap manusia pernah digunakan di Afganistan oleh pasukan Soviet. Pendahulu ranjau “Medalon” adalah sistem “Okhota”. Ranjau ini tidak dapat dijinakkan oleh mujahid-mujahid yang berusaha “menipu” ranjau dengan apa yang mereka lakukan dulu, yaitu memasukkan hewan ternak ke tempat yang diperkirakan terdapat ranjau. Namun, “Okhota” memberikan respons hanya pada langkah manusia. Seperti yang dinyatakan oleh Kepala Departemen NII Andrey Popov, “Medalon” memiliki teknologi yang lebih maju jika dibandingkan dengan perangkat sebelumnya.
Dengan menggunakan teknologi canggih dari “bahan peledak dalam kaleng” — demikian kebanyakan orang menyebutnya — “Medalon” menjadi senjata yang relatif “manusiawi”. Seluruh ranjau Rusia memenuhi persyaratan konvensi tentang larangan ranjau antipersonil. Meski Rusia tidak menandatanganinya, tapi Rusia melakukan hampir semua ketentuan utama dari konvensi tersebut.


Credit  RBTH Indonesia