Ranjau terbaru yang masuk ke dalam persenjataan pasukan militer Rusia akan dapat membedakan antara prajurit dengan warga sipil.
Seorang tentara membersihkan ranjau
selama latihan bersama pasukan teknis Rusia, Ukraina, Belarus, dan
Kazakhstan di kota Volzhsky, wilayah Volgograd.
Sumber: Ria Novosti/Sergey Karpov
Ranjau antipersonil cerdas bernama
“Medalon” akan segera hadir ke dalam persenjataan pasukan militer Rusia.
Menurut pihak pengembang, Research Institute of Engineering (NIII),
“Medalon” memiliki kekuatan destruktif yang besar, namun begitu ia tidak
berbahaya bagi penduduk sipil.
Prinsip Operasi
Prinsip operasi ranjau modern yang baru saja selesai diuji ini adalah berdasarkan kecerdasan buatan.
“Kami memiliki semacam gate array, yang di situ kami
letakkan lima hingga enam chip,” kata Direktur Umum Perusahaan NIII Igor
Smirnov kepada para wartawan. “Itu merupakan salah satu elemen
kecerdasan buatan, dan kami tidak menggunakan komponen impor apa pun.”
Ranjau dapat dipasang di setiap permukaan jalanan terbuka
hingga di jalan setapak di hutan. Perangkat mematikan ini akan masuk ke
dalam mode “tidur” sambil memindai situasi sekitar. Ranjau “Medalon”
tidak memiliki ektensi sehingga keberadaannya tidak akan disadari oleh
manusia. Meski begitu, ranjau ini dapat merasakan kedatangan manusia
berkat sensor khusus yang dimilikinya.
Setelah ranjau mengklasifikasi kelas target dan mendeteksi
bahwa dalam radius jangkauannya terdapat oknum bersenjata, ia akan
“bangun” dan masuk ke mode siap perang, entah itu meledak dan kemudian
menyerang musuh, atau menghancurkan diri ketika seseorang berusaha
menjinakkannya.
Menurut pihak pengembang, jika ada orang tidak bersenjata,
ranjau “Medalon” tidak akan meledak. Ini merupakan kelebihan ranjau
tersebut. Ranjau dengan kecerdasan buatannya ini benar-benar tidak
membahayakan bagi penduduk sipil yang berada di wilayah konflik dan
sering kali menjadi korban ranjau.
Menurut perwakilan dari NIII, ranjau antipersonil dengan
sensor jarak nonkontak ini tidak dimiliki pasukan militer lain di
manapun di dunia.
Menurut data yang tersedia, setidaknya hingga saat ini belum ada pihak lain yang memiliki sensor nonkontak.
Hulu Ledak
Hulu ledak ranjau darat generasi terbaru ini memiliki
elemen dalam bentuk cakram yang ketika meledak akan hancur menjadi
serpihan-serpihan yang beterbangan. Dengan demikian, ranjau ini memiliki
wilayah cakupan yang besar. Menurut perwakilan dari perusahaan NIII
Mikhail Zhukov, perangkata orientasi yang ada di dalam ranjau
memungkinkan badan ranjau ketika dipasang bisa diorientasikan di tanah
dan menyediakan aliran fragmentasi hanya ke arah dari garis kemungkinan
adanya musuh Tidak ada satu pun fragmen yang terbang ke daratan maupun
ke atas. Semua hanya terbang secara horizontal.
Ranjau yang memberikan respon langsung terhadap manusia
pernah digunakan di Afganistan oleh pasukan Soviet. Pendahulu ranjau
“Medalon” adalah sistem “Okhota”. Ranjau ini tidak dapat dijinakkan oleh
mujahid-mujahid yang berusaha “menipu” ranjau dengan apa yang mereka
lakukan dulu, yaitu memasukkan hewan ternak ke tempat yang diperkirakan
terdapat ranjau. Namun, “Okhota” memberikan respons hanya pada langkah
manusia. Seperti yang dinyatakan oleh Kepala Departemen NII Andrey
Popov, “Medalon” memiliki teknologi yang lebih maju jika dibandingkan
dengan perangkat sebelumnya.
Dengan menggunakan teknologi canggih dari “bahan peledak
dalam kaleng” — demikian kebanyakan orang menyebutnya — “Medalon”
menjadi senjata yang relatif “manusiawi”. Seluruh ranjau Rusia memenuhi
persyaratan konvensi tentang larangan ranjau antipersonil. Meski Rusia
tidak menandatanganinya, tapi Rusia melakukan hampir semua ketentuan
utama dari konvensi tersebut.
Credit RBTH Indonesia