Rusia hanya perlu tiga bulan intervensi militer di Suriah untuk sukses
mencapai targetnya. Yakni menstabilkan pemerintahan Assad. Putin juga
sukses dengan ongkos perang rendah dan korban sedikit.
Keberhasilan strategi presiden Rusia, Vladimir Putin dalam intervensi
militer di Suriah ini diakui dalam assessment yang dibuat pemerintah di
Washington. “Tidak perlu diragukan lagi, posisi presiden Suriah, Bashar
al Assad kini lebih aman dibanding sebelumnya”, ujar seorang petinggi di
Pentagon kepada KB Reuters. Juga posisi tawar menawar Rusia di meja
perundingan internasional terkait konflik Suriah langsung melambung.
Kini tidak mungkin ada solusi damai tanpa keterlibatan Moskow.
Presiden Putin sebelummnya menegaskan, intervensi militer Rusia di Suriah memang bertujuan mengokohkan pemerintahan Assad dan membantunya memerangi Islamic State-ISIS. Sementara negara barat menuding serangan udara Rusia terutama ditujukan ke posisi pemberontak moderat. Salah satu grup yang diklaim moderat adalah Front Al-Nusra yang sempalan Al Qaida.
Lima pejabat tinggi pemerintah Amerika yang diwawancarai Reuters, secara senada juga mengakui sukses strategi Putin di Suriah. “Secara umum misi Rusia di Suriah sukses, dan ongkos perang relatif rendah”. Amerika Serikat dan aliansinya yang telah melakukan intervensi militer lebih dari tiga tahun, tidak berhasil mengubah perimbangan kekuatan di negara yang dicabik perang saudara sejak lebih dari empat tahun itu. Ironisnya, justru kekuatan dan kawasan yang bisa direbut Islamic State – ISIS di Suriah dan Irak makin kokoh dan meluas.
Sejak mulai melancarkan intervensi militer di Suriah, 30 September 2015, menurut laporan resmi hanya tiga orang tewas dalam misi tersebut. Juga ongkos operasi militer amat rendah, ditaksir hanya satu milyar US Dolar setahun, yang diambil dari anggaran militer rutin di Moskow, yang jumlahnya 54 milyar US Dolar setahun.
Tes senjata baru dan habiskan munisi lama
Intervensi militer Rusia di Suriah ibaratnya sekali tepuk dua sasaran kena. Pertama militer Rusia bisa mengujicoba persenjataan terbaru di medan perang yang sesungguhnya. Dan kedua, Moskow bisa "cuci gudang“ menghabiskan persediaan bom dan munisi konvensional lawan dari zaman Uni Sovyet.
Saat ini Rusia diperkirakan mengerahkan 5.000 personal di Suriah. Terdiri dari serdadu, pilot jet tempur, petugas intelejen, logistik serta perwira konsultan bagi angkatan bersenjata Suriah. Dengan ongkos operasi amat rendah, Rusia bisa mempertahankan misinya di Suriah dalam tempo amat lama.
Presiden Putin sebelummnya menegaskan, intervensi militer Rusia di Suriah memang bertujuan mengokohkan pemerintahan Assad dan membantunya memerangi Islamic State-ISIS. Sementara negara barat menuding serangan udara Rusia terutama ditujukan ke posisi pemberontak moderat. Salah satu grup yang diklaim moderat adalah Front Al-Nusra yang sempalan Al Qaida.
Lima pejabat tinggi pemerintah Amerika yang diwawancarai Reuters, secara senada juga mengakui sukses strategi Putin di Suriah. “Secara umum misi Rusia di Suriah sukses, dan ongkos perang relatif rendah”. Amerika Serikat dan aliansinya yang telah melakukan intervensi militer lebih dari tiga tahun, tidak berhasil mengubah perimbangan kekuatan di negara yang dicabik perang saudara sejak lebih dari empat tahun itu. Ironisnya, justru kekuatan dan kawasan yang bisa direbut Islamic State – ISIS di Suriah dan Irak makin kokoh dan meluas.
Sejak mulai melancarkan intervensi militer di Suriah, 30 September 2015, menurut laporan resmi hanya tiga orang tewas dalam misi tersebut. Juga ongkos operasi militer amat rendah, ditaksir hanya satu milyar US Dolar setahun, yang diambil dari anggaran militer rutin di Moskow, yang jumlahnya 54 milyar US Dolar setahun.
Tes senjata baru dan habiskan munisi lama
Intervensi militer Rusia di Suriah ibaratnya sekali tepuk dua sasaran kena. Pertama militer Rusia bisa mengujicoba persenjataan terbaru di medan perang yang sesungguhnya. Dan kedua, Moskow bisa "cuci gudang“ menghabiskan persediaan bom dan munisi konvensional lawan dari zaman Uni Sovyet.
Rusia juga kerahkan kapal perangnya untuk berjaga di perairan Suriah
Seorang petinggi militer di Moskow mengatakan, semua data dan informasi
yang diperoleh dari medan pertempuran langsung diintegrasikan pada
taktik dan strategi militer terbaru. Hal ini juga dibenarkan oleh
petinggi dinas intelejen di Pentagon. “Rusia tidak membabi buta
melancarkan operasi militer di Suriah. Mereka menarik keuntungan, dari
ongkos perang yang amat rendah.”Saat ini Rusia diperkirakan mengerahkan 5.000 personal di Suriah. Terdiri dari serdadu, pilot jet tempur, petugas intelejen, logistik serta perwira konsultan bagi angkatan bersenjata Suriah. Dengan ongkos operasi amat rendah, Rusia bisa mempertahankan misinya di Suriah dalam tempo amat lama.
Credit DW