Jet tempur T-50i TNI AU menjalani
pengecekan sebelum lepas landas di Lanud Adisucipto Yogyakarta. Pesawat
itu kemudian jatuh dan dua awaknya tewas. (Dok. Istimewa)
Keduanya tidak sempat menyelamatkan diri menggunakan kursi pelontar pesawat, sehingga menimbulkan spekulasi tentang berfungsi atau tidaknya kursi pelontar T-50i Golden Eagle itu.
"Ini (kursi pelontar) akan kami investigasi dulu," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Dwi Badarmanto di Base Operations Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (20/12).
TNI akan menunggu rampungnya hasil investigasi tim yang dipimpin oleh Wakil Kepala Staf TNI AU Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadja.
Dalam investigasi tersebut, tim akan mencari fakta dan menganalisis satu per satu terkait faktor manusia, mesin, media, misi, dan manajemen (lima M) untuk menemukan penyebab kecelakaan.
"Nanti akan kami jelaskan secara teknis bagaimana kondisi pilot ketika pesawat mau terbang," ujar Dwi.
Proses investigasi itu membutuhkan waktu yang tak sebentar. "Bisa sebulan atau bahkan tahunan untuk mendapatkan itu (kesimpulan penyebab kecelakaan)," kata Dwi.
Jet tempur T-50i yang dipesan Indonesia dari Korean Aero Industries itu sedang melaksanakan aksi aerobatik pada acara Gebyar Dirgantara ketika akhirnya terjun bebas dari udara. Sebelum jatuh, T-50i melakukan manuver terbang rendah di atas ribuan pengunjung.
Credit CNN Indonesia