Rumah tersangka teroris di Desa Trowulan, Mojokerto, yang digerebek Densus 88 Antiteror Polri. (ANTARA/Syaiful Arif)
Badrodin mengatakan, para teroris yang ditangkap itu adalah pendukung kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang berencana mengebom sejumlah tempat di Indonesia.
"Karena itu kami tangkap duluan, kami cegah," kata Badrodin, Minggu (20/12).
Sebagian dari teroris yang tertangkap itu sudah bergabung dengan ISIS, sedangkan sebagian lainnya hanya simpatisan.
Menurut Badrodin, saat ini masih ada beberapa teroris lain yang masih diburu. “Kami harap masyarakat waspada dan lapor jika ada hal yang mencurigakan," ujarnya.
Penggerebekan pertama terjadi di Sukoharjo, Jawa Tengah, tepatnya di Jalan Empunala Nomor 78 Kota Mojokerto, sekitar pukul 19.00 WIB Sabtu kemarin. Dalam aksi tersebut Desus 88 mengamankan tiga pria dewasa, satu wanita, dan dua anak-anak.
Salah satu yang menjadi tersangka dalam penggerebekan itu adalah Indraji, warga dari Dusun Notog, Desa Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pria ini tinggal bersama istri dan dua anaknya.
Dalam penggerebekan itu, Tim Densus menemukan sejumlah barang seperti pupuk urea, paku, gotri, switching, parang, parafin, buku-buku panduan merakit bom, serta sebuah peta daerah Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi. Tidak ditemukan bom di lokasi tersebut.
Selain penggerebekan di Jalan Empunala, Densus 88 juga merangsek masuk ke rumah warga terduga teroris lainnya. Tersangka bernama M Choirul Amin (38) menyewa rumah di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Dia ditangkap bersama sejumlah barang sitaan seperti buku jihad dan surat keterangan pindah palsu.
Kapolsek Trowulan AKP Sulkan mengatakan, penggerebekan ini adalah pengembangan yang didapat dari hasil penangkapan di Jalan Empunala 78.
Selain buku jihad dan dokumen palsu, Tim Densus 88 juga menyita satu set komputer, sebuah laptop, dua hardisk, satu set stempel palsu, sebuah ponsel Smartfren, tiga kardus ponsel Samsung, dan dua bilah pisau. Namun lagi-lagi tidak ditemukan bahan peledak di lokasi kedua ini.
"Bahan peledak tidak ditemukan. Kalau buku-buku jihad ada," kata Sulkan.
Badrodin beberapa waktu lalu menyatakan ada ancaman ISIS ke Indonesia yang mungkin terjadi bulan Desember ini. Ancaman ini, kata dia, bukan yang pertama kali diterima Indonesia.
"Sekarang ada ancaman, tiga bulan lalu juga ada. Karena itu kami meningkatkan pengamanan," kata Badrodin.
Credit CNN Indonesia