Rabu, 23 Desember 2015

Membedah Kerajaan Turki Usmani

Era Dinasti Ottoman.
Era Dinasti Ottoman.
 
Oleh: Hafidz Muftisany
Wilayahnya membentang meliputi Aljazair, Mesir, Armenia, Irak, Asia Kecil, Balkan, Bulgaria, Bosnia, Yunani, Hungaria, dan Rumania. Tiga laut, yakni Laut Hitam, Laut Merah, dan Laut Tengah, berada dalam genggaman Ottoman.

Kerajaan Ottoman di Turki dikenal juga sebagai Kerajaan Usmani. Saat berdirinya, Kerajaan Ottoman  termasuk satu dari tiga kerajaan Islam besar padaAbad Pertengahan selain Kerajaan Safaqi di Persia dan Mogul di India.

Kerajaan Ottoman didirikan oleh Usman putra Artogrol. Artogrol sendiri merupakan kepala suku Kayi di Asia Kecil yang datang ke Turki dan mendapat kepercayaan dari penguasa Salajikah, Alauddin Kaikobad. Artogrol diangkat menjadi panglima perang Salajikah. Jabatan ini beralih ke Usman setelah Artogrol  wafat.

Sepeninggal Alauddin, tidak ada penerus dari silsilahnya yang mumpuni. Akhirnya, Usman mengambil alih kerajaan dan mendirikan Kerajaan Ottoman pada 1300 M. Kerajaan Ottoman berdiri selama tujuh abad. Kerajaan ini juga disebut kekhalifahan Islam terakhir setelah jatuh pada 1922 M. Selama tujuh abad berdiri, ada 36 sultan yang memimpin Ottoman.

Usman sebagai sultan pertama lebih memfokuskan pada pemantapan kekuasaan dan melindungi kerajaan dari serangan luar, khususnya Bizantium. Usman pun membentuk pasukan khusus untuk melindungi kerajaan yang disebut Inkisyariah yang dipimpin anaknya, Orkhan. Pasukan ini berhasil memperluas wilayah kerajaan dari Azmir di Asia Kecil hingga Ankara di Turki.

Ekspansi lebih besar terjadi pada pemerintahan Murad I. Pada masa ini daerah Sofia (Bulgaria), Macedonia, seluruh wilayah Yunani saat ini, dan Balkan berhasil ditaklukkan. Perluasan itu dilanjutkan anak Murad  I, Bayazid I yang memperluas kerajaan hingga Iran.

Banyaknya wilayah yang dikuasai membuat Eropa gerah. Mereka mulai menyusun kekuatan antarbangsa untuk menyerang Ottoman. Paus juga menyeru umat Kristen Eropa untuk mengangkat senjata. Dipimpin Raja Hungaria, Sijismond, berkali-kali pasukan Eropa mencoba menaklukkan Ottoman. Namun, semua berakhir dengan kekalahan

.Salah satu penguasa Ottoman (ilustrasi).
Salah satu penguasa Ottoman (ilustrasi).


Ottoman pada masa Bayazid I justru jatuh ke tangan Timur Lenk dari Mogul. Sebanyak 800 ribu pasukan Mogul berhasil memorakporandakan 120 ribu pasukan Ottoman. Akibat serangan ini, banyak daerah perluasan yang jatuh ke tangan Timur Lenk.

Ottoman bangkit saat pemerintahan Murad II. Pada masanya, ekspansi kembali dilanjutkan. Berturut ia merebut wilayah Hungaria, Venesia, dan Salonika. Upaya Murad II dilanjutkan oleh anaknya, Muhammad II, yang bergelar al-Fatih.

Pada masanya berlangsung penaklukan besar-besaran. Terutama yang masyhur, yakni pembebasan Konstantinopel pada 1453 M. Dengan demikian, sempurnalah penaklukan Islam atas Kerajaan Romawi di Eropa Timur. Konstantinopel akhirnya dijadikan ibu kota kerajaan dan diubah namanya menjadi Istanbul.

Pada masa pemerintahan Muhammad al-Fatih, konstantinopel diperintahkan untuk dibangun kembali. Ia juga memberikan kebebasan umat Kristen untuk beribadah seperti sedia kala. Sultan juga memberi kaum Kristiani di Konstantinopel untuk memilih ketua mereka sendiri. Selanjutnya, pemimpin ini akan dilantik secara resmi oleh sultan.

Puncak kejayaan Kerajaan Ottoman terjadi pada masa Sulaiman I. Ia digelari al-Qanuni (pembuat undang-undang). Pada masanya, masyarakat Ottoman hidup makmur dan damai karena dibuatnya undang-undang yang mengatur kerajaan.

Wilayahnya membentang meliputi Aljazair, Mesir, Armenia, Irak, Asia Kecil, Balkan, Bulgaria, Bosnia, Yunani, Hungaria, dan Rumania. Tiga laut, yakni Laut Hitam, Laut Merah, dan Laut Tengah, berada dalam genggaman Ottoman.

Setelah Sulaiman al-Qanun, masa keemasan Ottoman meredup. Sebabnya, sultan-sultan penggantinya lemah dan banyak yang hidup dalam kemewahan. Puncaknya terjadi pada pemerintahan Sultan Abdul Hamid II yang naik takhta tahun 1876.

Pada masa pemerintahannya muncul gerakan kudeta dari anak-anak muda Turki. Selain itu, berpihaknya Ottoman pada Perang Dunia I ke Jerman turut menjatuhkan Sultan Abdul Hamid II.

Ekspansi sekutu untuk merebut wilayah yang dikuasai Turki tak terelakkan. Wibawa dan kekuasaan Abdul Hamid II pun melemah. Pada saat itu muncul Mustafa Kemal Ataturk yang sudah memulai gerakan perlawanan ke kerajaan.

Akhirnya pada 1922, Majelis Agung yang dipimpin Mustafa Kemal menghapus jabatan sultan. Sejak itu, Kesultanan Turki Usmani hilang dan digantikan Republik Turki.


Credit  Republika.co.id