Dubes Desra Percaya (Foto: Fajar Nugraha/MTVN)
CB, Jakarta: Pemerintah Indonesia melobi Myanmar dan Singapura untuk mengakui keanggotaan Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Palestina masih memperjuangkan kemerdekaannya yang diperdebatkan
hingga saat ini. Palestina telah menjadi negara pengamat bukan anggota
PBB sejak 29 November 2013. Pengesahan tersebut memberikan implikasi
simbolis dan strategis bagi Palestina.
Namun demikian, situasi di Palestina pasca-pengesahan statusnya di
PBB justru semakin buruk. Hingga saat ini, pihak Israel dan Palestina
belum mencapai kesepakatan dalam menentukan batas wilayah.
"Jelas Indonesia berkontribusi untuk mendorong perdamaian kedua
pihak. Tapi harus mereformasi Dewan Keamanan, karena struktur Amerika
Serikat yang punya hak veto, itu menjadikan apapun usulan mengenai
Palestina yang merugikan Israel pasti akan di veto," ungkap Wakil Tetap
Indonesia untuk PBB Desra Percaya di seminar 'Recent Development on Palestine and How the UN and International Community Should Respond', Jumat (18/12/2015).
Desra juga menambahkan untuk upaya perdamaian, kuartet Timur Tengah
akan kembali dihidupkan. Kuartet Timur Tengah akan diwakili Sekjen PBB,
AS dan Rusia.
Saat ini Palestina sudah diakui 137 negara, namun dari ASEAN ada
dua negara yang belum mengakui Palestina. "Rekomendasi saya, agar
Indonesia melobi Myanmar dan Singapura untuk mengakui Palestina," tambah
Desra ketika ditemui di Kementerian Luar Negeri, Jalan Pejambon,
Jakarta.
"Dewan Keamanan PBB, Rusia dan AS masing-masing memiliki dinamika
yang tidak membantu penyelesaian, yang kita lihat adalah keterlibatan
civil society. Di Indonesia, diharapkan civil society-nya aktif di PBB,"
ujarnya menanggapi peran negara-negara dalam membantu konflik
Israel-Palestina.
Terkait hubungan Indonesia dengan Israel, Desra mengatakan tidak
ada hubungan diplomatik dan Indonesia sudah mencoba untuk mengundang
Israel untuk datang ke Indonesia, namun tidak ada tanggapan.
Credit Metrotvnews.com