Rusia memiliki lima kapal perang
penghancur. Salah satunya bersandar di Tanjung Priok, Jakarta, selama
lima hari. Ini kapal perusak di garis terdepan Angkatan Laut Rusia. (CNN
Indonesia/Gilang Fauzi)
Kehadiran kapal perang Bystry di Indonesia, kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Y. Galuzin, merupakan wujud keharmonisan kerja sama militer di antara kedua negara. Destroyer Bystry berada di Tanjung Priok selama lima hari, sejak Natal pekan lalu hingga hari ini, Selasa (29/12).
"Kami ingin mempertahankan kerja sama yang selama ini dijalin Rusia dengan Indonesia. Kehadiran Bystry merupakan wujud dari intensitas komunikasi yang terus kami bangun," ujar Galuzin di atas kapal Bystry, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Galuzin tidak merinci kerja sama militer RI-Rusia yang dia maksud. Namun salah satunya, menurut Galuzin, adalah akan adanya latihan perang gabungan tahun depan di antara kedua negara yang berfokus pada teknik komunikasi dan strategi perang.
Senjata di atas geladak kapal perusak milik Angkatan Laut Rusia, Bystry, yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
|
Selain berperan sebagai anti kapal perang, kapal perusak rudal itu juga mampu berperan sebagai pertahanan udara dan antiserangan kapal selam bagi kapal perang dan kapal angkut yang berada di bawah pengawalannya.
"Kami juga membuka pintu sebesar-besarnya bagi pemerintah Indonesia dalam hal pengadaan alat utama sistem persenjataan. Jika Indonesia membutuhkan, kami siap menyiapkan," kata Galuzin.
Indonesia selama ini membeli sejumlah alutsista dari Rusia. Salah satu yang terbaru ialah jet tempur Sukhoi Su-35. Pengadaan Su-35, menurut Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna, telah ditandatangani oleh Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu.
Credit CNN Indonesia