India, AS, Jepang Gelar Latihan Angkatan Laut Gabungan

 

 Ilustrasi (Dok. US Navy/Mike Riley)

 

Jakarta, CB -- India, Jepang dan Amerika Serikat memulai latihan angkatan laut gabungan selama sepekan yang dimulai Senin kemarin. Latihan yang secara resmi akan rutin dilakukan setiap tahun disinyalir memicu protes dari China yang menganggap AS menggalang dukungan di Asia untuk melawan klaim mereka di Laut China Selatan.

Sumber pemerintah India kepada Reuters mengatakan latihan ini akan dilakukan oleh ketiga negara setiap tahunnya selama delapan tahun di Teluk Bengal. Latihan dengan sandi Malabar ini adalah yang pertama kalinya dilakukan sejak tahun 2007 setelah China melancarkan protes. China saat itu mengatakan bahwa AS mencoba membentuk aliansi pertahanan serupa NATO di Asia.

Namun Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan bahwa latihan gabungan ini adalah bentuk peningkatan hubungan strategis dengan Jepang dan AS, tidak ada hubungannya dengan klaim China di Laut China Selatan.

India memang mencoba menjauh dari konflik antara China dan lima negara Asia lainnya di laut tersebut. Namun India berdiri bersama AS dalam menyerukan kebebasan navigasi di perairan yang diduga kaya minyak dan gas itu.

Dalam latihan pekan ini, AS menurunkan kapal induknya, USS Theodore Roosevelt dan kapal selam tenaga nuklir. Latihan ini menurut pejabat militer India akan meliputi beberapa manuver.

"Mulai dari operasi antibajak laut, pencarian dan penyelamatan serta bantuan kemanusiaan dan bencana," kata juru bicara angkatan laut India Kapten D.K. Sharma.

Keputusan latihan gabungan ini diambil AS setelah pejabat Pentagon sebelumnya mengatakan mereka akan berlayar dekat pulau buatan yang dibangun China di Laut China Selatan.

Koran Financial Times minggu lalu mengutip pejabat senior AS yang mengatakan bahwa kapal AS akan berlayar di zona 12 mil laut dari wilayah diklaim China di kepulauan Spratly dalam dua pekan ke depan.

Angkatan Laut India menurunkan kapal selam, kapal perang dan pesawat pengawasan maritim. Sementara Jepang menurunkan kapal penghancur.

Credit  CNN Indonesia