WASHINGTON, CB -
Amerika Serikat kini meningkatkan upaya diplomatik untuk mengakhiri
"neraka" perang saudara Suriah bahkan saat mereka meningkatkan dukungan
untuk kelompok pemberontak moderat, kata Menteri Luar Negeri Amerika
Serikat, John Kerry.
Kerry tengah melakukan perjalanan ke Vienna untuk melakukan pembicaraan dengan para menteri luar negeri guna mengakhiri konflik yang sudah berlangsung empat setengah tahun itu.
Iran untuk pertama kalinya akan ikut ambil bagian dalam perundingan yang juga menyertakan Rusia, Arab Saudi dan Turki itu.
Rusia dan Iran mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.
AS, Turki, Arab Saudi serta negara-negara Teluk lainnya mendesak agar Presiden Assad tidak berperan dalam jangka panjang untuk masa depan negara itu.
Para menteri luar negeri dari Inggris, Perancis, Jerman, Mesir, Lebanon dan Uni Eropa telah memastikan bahwa mereka akan menghadiri pertemuan tersebut, dan negara Timur Tengah lain juga diharapkan datang.
"Tantangan yang kita hadapi saat ini di Suriah adalah untuk mencari jalan keluar dari 'neraka'," kata Kerry dalam pidatonya di badan penelitian Carnegie Endowment for International Peace di Washington DC.
Kerry tengah melakukan perjalanan ke Vienna untuk melakukan pembicaraan dengan para menteri luar negeri guna mengakhiri konflik yang sudah berlangsung empat setengah tahun itu.
Iran untuk pertama kalinya akan ikut ambil bagian dalam perundingan yang juga menyertakan Rusia, Arab Saudi dan Turki itu.
Rusia dan Iran mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.
AS, Turki, Arab Saudi serta negara-negara Teluk lainnya mendesak agar Presiden Assad tidak berperan dalam jangka panjang untuk masa depan negara itu.
Para menteri luar negeri dari Inggris, Perancis, Jerman, Mesir, Lebanon dan Uni Eropa telah memastikan bahwa mereka akan menghadiri pertemuan tersebut, dan negara Timur Tengah lain juga diharapkan datang.
"Tantangan yang kita hadapi saat ini di Suriah adalah untuk mencari jalan keluar dari 'neraka'," kata Kerry dalam pidatonya di badan penelitian Carnegie Endowment for International Peace di Washington DC.
Credit KOMPAS.com