Kementerian mengatakan bangunan tersebut dibangun di pulau Alexandra Land, yang termasuk dalam kepulauan Franz Josef Land dan telah selesai sekitar 97 persen.
Dinamakan sebagai "Arctic Trefoil"atau daun bercabang tiga, struktur yang bercabang tiga tersebut diwarnai dengan warna merah, putih, dan biru seperti bendera Rusia. Pangkalan tersebut adalah bangunan permanen yang mencakup area seluas 14 ribu meter persegi.
Bangunan di sana mampu menampung 150 tentara dan mempunyai persediaan makanan dan bahan bakar yang cukup untuk membuat mereka bekerja sendiri selama satu setengah tahun.
Para tentara bisa bergerak di pangkalan dari satu bangunan ke bangunan lain tanpa harus pergi keluar untuk menghadapi suhu dingin yang mencapai minus 47 derajat celcius. Bahan bakar dapat disalurkan dari tanker.
Franz Josef Land adalah serangkaian pulau diantara laut Barents dan Kara, sebelah utara gugusan kepulauan Novaya Zemlya.
Tempat itu telah mempertahankan sebagai pos perbatasan Rusia, namun keberadaan militer disana telah ditarik pada 1990-an.
Tapi kembali diaktifkan pada November lalu ketika Armada Utara mengirimkan kontingen pertahanan udara disana. Tahun ini Rusia membuka kembali landasan udara disana untuk pesawat pengirim besar yang digunakan mengirimkan bahan bangunan.
Rusia membangun infrastruktur militer di Kutub Utara sebagai bagian dari Doktrin Angkatan laut yang baru saja diperbarui, yang menganggap wilayah tersebut sebagai prioritas utama dikarenakan kandungan mineral dan kepentingannya secara strategis.
Rusia telah membangun pangkalan militer serupa di Pulau Kotelny di Laut Siberia Barat jauh di bagian selatan yang disebut dengan "Northen Shamrock". Rusia yang telah menegaskan dirinya sebagai negara Arktik, tahun ini mengajukan klaim kepada PBB untuk area yang luas termasuk Kutub Utara dan mengadakan latihan perang di area tersebut.
Credit REPUBLIKA.CO.ID