Selasa, 20 Oktober 2015

Arab Saudi: Sulit Bayangkan Peran Iran dalam Perdamaian Suriah


Pengungsi Suriah di Republik Ceska.
Pengungsi Suriah di Republik Ceska.

CB, DUBAI -- Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengatakan, sulit untuk membayangkan peran Iran dalam upaya perdamaian Suriah karena militer yang dilibatkan dalam konflik di negara tersebut.

Al-Jubeir membuat laporan dalam pernyataan bersama dengan menteri luar negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier, yang tiba di Riyadh dari Iran untuk misi fokus mencari cara untuk mengakhiri perang di Suriah. Jubeir mengulangi pandangan negaranya bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad yang didukung oleh Iran harus meninggalkan kekuasaan jika ingin mencapai perdamaian.

"Pertanyaannya adalah: apa yang harus dilakukan Iran untuk menjadi bagian dari solusi di Suriah? Jawabannya sangat sederhana, Iran harus menarik diri dari Suriah dan itu harus berhenti memasok senjata kepada rezim presiden Bashar al-Assad dan menarik milisi Syiah yang dikirim,’’ kata Jubeir, Senin (19/10) seperti dikutip dari laman Al Arabiya.

Dia menambahkan, Arab Saudi yakin Assad harus mundur segera sebagaimana badan transisi yang berdiri setelah perundingan damai Jenewa 2012.

"Setelah pembentukan badan pemerintah ini, Presiden Assad harus mundur. Kemundurannya tidak penting dalam hitungan sebulan, dua atau tiga bulan, tetapi Assad tidak memiliki masa depan di Suriah," kata Jubeir.

Ia menambahkan, gagasan bahwa Assad mungkin tetap menjabat sampai pemilu diadakan dan ia bisa berpartisipasi dalam pemilu ini sebenarnya tidak memiliki prospek. Iran telah mempersenjatai pemerintah Suriah dan dengan dukungan pejuang Hizbullah Lebanon. Tujuannya membantu Assad memerangi pemberontak yang berusaha untuk mengakhiri kekuasaannya dalam konflik yang telah berlangsung selama empat tahun. Jubeir mengatakan dia berharap Iran akan berhenti mencampuri urusan negara-negara regional, seperti Lebanon, Suriah, Irak dan Yaman.

"Kami bertekad untuk menghadapi setiap langkah Iran dan kami akan melakukan segala yang kami bisa dengan apa yang kita miliki di bidang politik, ekonomi, dan militer untuk melindungi warga kami,’’ ujarnya.


Credit  REPUBLIKA.CO.ID