Kamis, 29 Oktober 2015

Australia Latihan Gabungan dengan China di Laut Sengketa


Australia Latihan Gabungan dengan China di Laut Sengketa Latihan ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan setelah Kapal perang AS memasuki wilayah yang diklaim China. (Wikimedia/Nick-D)
 
 
Canberra, CB -- Dua kapal perang Australia akan bergabung dalam latihan angkatan laut dengan China di perairan Laut China Selatan pekan depan. Latihan ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di perairan sengketa itu setelah Kapal perang AS memasuki wilayah yang diklaim China.

Diberitakan Reuters, Rabu (28/10), kapal HMAS Stuart dan HMAS Arunta akan menyambangi pangkalan militer China di perairan Zhanjiang, selatan provinsi Guangdong, awal pekan depan, seperti disampaikan oleh Menteri Pertahanan Australia Marise Payne.

"Angkatan Laut Australia punya sejarah panjang dalam keterlibatan di angkatan laut regional dan secara rutin berkunjung ke pelabuhan dan melakukan latihan," kata Payne.


Situasi di Laut China Selatan awal pekan ini tegang setelah kapal perang Amerika Serikat memasuki wilayah 12 mil laut dari Kepulauan Spratly yang diklaim China. Langkah tersebut membuat Beijing berang dan langsung memanggil duta besar AS untuk mengklarifikasi.

Payne mengatakan, insiden itu tidak akan mengganggu jadwal latihan Australia dan China.

"Tidak ada perubahan atau penundaan dari jadwal HMAS Arunta dan HMAS Stuart sejak aktivitas AS di Laut China Selatan pada 27 Oktober 2015," tegas Payne.

Tidak disebutkan lokasi pasti latihan akan diselenggarakan. Media Australia mengatakan latihan akan melibatkan penggunaan peluru tajam.

Australia adalah sekutu AS di kawasan yang sama-sama mendorong kebebasan navigasi di Laut China Selatan yang terancam klaim Beijing. Namun Australia menahan diri untuk tidak mengomentari patroli AS awal pekan ini di kawasan yang juga diklaim oleh Vietnam dan Filipina itu.

Muncul spekulasi Australia juga akan melakukan latihan yang sama dengan AS, namun berusaha untuk tidak menyinggung China, salah satu mitra dagang utama Canberra.

Awal pekan ini, Senator Australia Arthur Sinodinos mengatakan pada Sky News bahwa mereka "tidak berencana melakukan manuver yang sama seperti AS", terkait dukungan terhadap kebebasan navigasi.

Hal yang sama disampaikan oleh Payne.

"Australia punya kepentingan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas, menghormati hukum internasional, dan menolak segala rintangan dalam kebebasan navigasi laut dan penerbangan di Laut China Selatan," tegas Payne.

Credit  CNN Indonesia