Pihak militer Irak tengah mengetatkan
anggaran, tetapi akan merekrut sekitar 10 ribu tentara paramiliter untuk
meningkatkan serangan terhadap ISIS. (Reuters/Thaier al-Sudani)
Dilaporkan Reuters, Baghdad akan berfokus pada pengeluaran militer tahun 2016 untuk membeli senjata ringan dan sedang, seperti senapan jitu, perangkat anti-pertambangan dan peralatan pengawasan sebagai alternatif untuk senjata berat seperti artileri.
"Terdapat pergeseran dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas senjata yang diperlukan untuk perang semacam ini," ujar Zebari dalam wawancara pada KTT Investasi Timur Tengah, dikutip dari Reuters.
|
Pasukan Mobilisasi Populer, PMF, yang meliputi para relawan, pejuang suku Sunni dan kelompok Syiah yang didukung kuat oleh Iran, dinilai sebagai benteng melawan kelompok militan ISIS yang menguasai hampir sepertiga dari negara itu tahun lalu.
Puluhan ribu pejuang dikerahkan di seluruh negeri bersama militer Irak, yang hampir kalah dua kali dalam satu tahun terakhir ketika menghadapi ISIS.
Zebari menyatakan sekitar 20 persen dari anggaran militer Irak tahun 2016 akan dialokasikan untuk pertahanan negara, termasuk untuk PMF. Namun, pengeluaran untuk pasukan paramiliter akan kurang dari US$ 1 miliar yang dialokasikan tahun ini, sejalan dengan pemotongan anggaran yang lebih luas.
"Saya pikir kami akan merekrut sekitar 10.000 anggota baru yang mereka (PMF) minta, tetapi anggaran mereka dimasukkan ke dalam anggaran pasukan keamanan," katanya memaparkan alokasi anggaran nasional tahun depan.
"Kami akan membayar gaji mereka, kami membayar peralatan mereka, kami membayar kebutuhan dasar mereka untuk berperang," tutur Zebari.
Pengajuan anggaran nasional Irak untuk tahun 2016 menyebutkan pengeluaran negara ini akan mencapai sekitar US$95 miliar, dengan defisit hampir US$21 miliar.
Jumlah ini memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan perkiraan awal anggaran untuk tahun ini dengan pengeluaran yang mencapai US$ 105 miliar belanja negara dan defisit mencapai US$22 miliar.
Pemasukan dari sektor minyak menyumbang lebih dari 80 persen pendapatan fiskal Irak, tetapi harga minyak mentah tengah menurun hingga setengah dari sebelumnya sejak pertengahan 2014.
Credit CNN Indonesia