Jumat, 30 Oktober 2015

Mendarat di Surabaya, Mallaby: Kami Datang dengan Damai

Ilustrasi Pasukan Inggris memasuki Kota Surabaya (Foto: Randy Wirayudha)
Ilustrasi Pasukan Inggris memasuki Kota Surabaya (Foto: Randy Wirayudha)
HANYA dalam kurun waktu lima hari sejak memijak Surabaya, seorang perwira tinggi Inggris, Brigjen Aubertin Walter Sothern Mallaby tergeletak tak bernyawa dalam sebuah mobil yang berada di tengah-tengah baku tembak.
Merunut awal mula Mallaby datang, jenderal kelahiran 12 Desember 1899 tersebut tak ingin memancing konfrontasi dengan kekuatan lokal, baik ratusan ribu massa fanatik republik, maupun Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Surabaya.
Mallaby datang bersama Brigade Infantri India ke-49 “Fighting Cock” dengan Kapal HMS Waveney pada 25 Oktober 1945. Belum juga berlabuh, sejumlah massa bersenjata sudah menggeruduk dermaga. Sementara Mallaby dan bawahannya, Kapten Douglas MacDonald, mengawasi dermaga dari dek HMS Waveney.
“Apa yang kami lihat adalah sejumlah massa lokal berlarian dan wajahnya nampak marah. Mereka dilengkapi senjata di mana-mana. Dengan tommy gun (Submachine Gun Thompson), senapan, granat, pedang, apapun yang bisa dijadikan senjata,” ungkap MacDonald dalam buku ‘The British Occupation of Indonesia’ karya Richard McMillan.
Kemudian MacDonald dan Mallaby sempat bertukar pertanyaan. “Apa Anda pikir kita bisa menguasai tempat seluas ini dengan satu brigade?,” tanya Mallaby.
“Tidak, Pak,” jawab MacDonald. “Saya pikir juga begitu. Kita harus berhati-hati menangani mereka. Anda juga harus hati-hati,” tutur Mallaby lagi.
Mallaby pun memerintahkan Kapten MacDonald untuk berunding dengan pimpinan TKR, Dr. Moestopo. Namun MacDonald sempat terkejut ketika diperintahkan turun kapal tanpa senjata.
“Ya, kita datang dengan damai. Saya ingin Anda membawa kembali pimpinan militer dan sipil yang ingin saya ajak berunding,” sambung Mallaby.
Mau tidak mau, MacDonald turun dari kapal tanpa senjata. Hal itu jadi kesan tersendiri bagi Gubernur Jawa Timur, Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo atau biasa disebut Gubernur Soerjo.
MacDonald menyampaikan maksudnya bahwa dia datang tanpa senjata karena tak ingin memicu baku tembak. Tapi dengan nada ancaman, MacDonald mengatakan bahwa jika terjadi sesuatu padanya, Inggris siap meratakan Surabaya dengan tanah.
MacDonald juga mengundang Gubernur Soerjo dan Moestopo untuk naik ke HMS Waveney dan berunding dengan Mallaby. Sebuah ajakan yang ditolak halus Gubernur Soerjo lantaran Moestopo lebih ‘ogah’ bicara dengan pihak Inggris.
“Lebih baik Anda kembali ke kapal Anda. Terima kasih sudah datang menemui saya. Saya percaya pada Anda, tapi Moestopo tidak,” cetus Gubernur Soerjo kepada MacDonald.
Pertemuan tak berbuah positif, Mallaby memutuskan untuk tetap menurunkan pasukannya. Adapun perwira intel dan perwira laut Inggris menyarankan untuk lebih dulu menunggu “izin” dari Moestopo, setelah pihak intel mengirim orang untuk bertemu Moestopo di dalam kota.
Namun Mallaby menolak. “Kami tidak menerima perintah dari siapapun!,” ketus Mallaby yang kemudian menurunkan pasukan pertamanya pada sekira pukul 15.15. Pasukan Brigade ke-49 “Fighting Cock” segera menguasai beberapa tempat, terutama stasiun radio dengan bersenjata lengkap dan bayonet terhunus.
Malam harinya, Kolonel L.H.O Pugh ditemani dua perwira bawahan datang menemui Moestopo. Pugh ingin menjabarkan maksud kedatangan Inggris, di mana mereka hanya ingin mengurus para interniran dan tak ingin mencampuri urusan republik dengan NICA (Nederlandsch Indiƫ Civil Administratie).
Akan tetapi, pemantik konflik tak terhindarkan dengan tidak disengaja. Sebuah jip yang dikendarai pemuda Surabaya, dihentikan Royal Military Police (Polisi Militer Inggris).
Para pemuda di-sweeping, dilucuti senjatanya dan dituduh mencuri jip tersebut. Dari situlah muncul tembak-menembak pertama yang berlangsung tiga hari.
29 Oktober, Soekarno datang ke Surabaya untuk meredam situasi. Mallaby satu di antara perwira Inggris yang turut bersua.
Tapi dalam perjalanan ke Gedung Internatio untuk menyebarkan kabar gencatan senjata pada 30 Oktober, Mallaby tewas ditembak dua pemuda di dalam mobil yang terperangkap baku tembak.


Credit  Okezone