Senin, 26 Oktober 2015

Ada Komet Semburkan Alkohol di Antariksa


 Ada Komet Semburkan Alkohol di Antariksa Ilustrasi komet Lovejoy (Dok. NASA)
 
 
Jakarta, CB -- Para peneliti baru saja menemukan fenomena unik di luar angkasa. Berdasarkan hasil penelitian, mereka menemukan komet yang ternyata mampu menyemburkan alkohol di antariksa.

Komet bernama Lovejoy atau C/2014 Q2 ini diketahui mengandung etanol, senyawa seperti alkohol yang biasanya ditemukan pada minuman beralkohol, atau sejenis gula yang bernama glikoaldehida. Selama mengorbit, komet yang berwarna kehijauan ini menyemburkan alkohol tersebut di luar angkasa.

"Kami menemukan bahwa komet Lovejoy ini mengeluarkan alkohol setidaknya setara 500 botol anggur tiap detiknya saat mencapai puncak aktivitas," kata seorang peneliti, Nicolas Biver dari Paris Observatory yang ditulis dalam Cnet.


Komet Lovejoy ini pertama kali ditemukan pada tahun 2014 oleh seorang ahli astronomi amatir dari Australia bernama Terry Lovejoy. Komet ini pun dikenal dengan ciri khas berwarna hijau yang disebabkan oleh emisi dari karbon diatomik (C2).

Space Daily melaporkan para peneliti menemukan 21 molekul organik dalam gas dari komet tersebut, seperti etil alkohol, glikoaldehida, serta gula sederhana. Komet Lovejoy ini juga menjadi penemuan pertama di mana etil alkohol dan gula ditemukan di dalam sebuah komet.

Hal ini pun menguatkan hipotesis bahwa komet juga menjadi salah satu pembawa molekul-molekul organik penting yang mendukung awal mula munculnya kehidupan di bumi.
Komet Lovejoy (Dok.Paul Stewart)

Peneliti Stefanie Milam dari Goddard Space Flight Center NASA juga mengatakan bahwa dari penelitian terbaru ditemukan bahwa komet dapat membawa materi kimia yang kompleks.

"Ketika 3,8 miliar tahun lalu, begitu banyak komet dan asteroid yang menabrak bumi. Setelah itu, munculah lautan pertama. Namun, kehidupan di bumi tidak mungkin bisa ada hanya dengan molekul sederhana seperti air, karbon monoksida, dan nitrogen. Kami menemukan molekul-molekul dengan beberapa atom karbon, seperti gula dan bahan organik kompleks lainnya," tulisnya.


Credit  CNN Indonesia