Kamis, 22 Oktober 2015

Khamenei Akhirnya Restui Kesepakatan Nuklir dengan AS


Khamenei Akhirnya Restui Kesepakatan Nuklir dengan AS Ayatullah Ali Khamenei akhirnya merestui kesepakatan nuklir Iran dengan AS, namun dengan beberapa persyaratan. (Reuters/leader.ir)
 
 
Teheran, CB -- Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Rabu (22/10) akhirnya merestui kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat dan sekutunya di Barat. Namun Khamenei menyampaikan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi jika ingin kesepakatan tetap dilaksanakan.

Diberitakan Reuters, hal ini disampaikan Khamenei dalam sebuah surat kepada Presiden Hassan Rouhani. Dalam surat tersebut, dia memerintahkan Rouhani mengimplementasikan kesepakatan pada 14 Juli lalu antara Iran dengan negara Barat.

Dalam kesepakatan nuklir di Wina, Iran harus memusnahkan beberapa bagian dari program nuklirnya untuk memastikan fasilitas itu tidak digunakan untuk membuat bom atom. Sebagai balasannya, Barat akan mencabut sanksi dan embargo yang melemahkan perekonomian Iran.

Lampu hijau dari Khamenei ini adalah langkah terakhir yang diperlukan untuk menjalankan hasil kesepakatan Iran dan Barat.

Namun Khamenei menegaskan bahwa Iran akan melanjutkan program nuklir mereka tanpa batasan jika Barat melanjutkan sanksi ekonomi atau menjatuhkan sanksi baru.

"Setiap rencana sanksi untuk diterapkan kembali atau adanya sanksi baru, untuk setiap tingkatan dan alasan, akan dianggap sebagai pelanggaran kesepakatan," kata Khamenei dalam surat untuk Rouhani yang dipublikasi di situs pribadinya.

AS dan Eropa sebelumnya hari Minggu lalu secara resmi menyatakan akan mencabut sanksi terhadap Iran jika negara itu berhasil mengurangi jumlah centrifuge untuk mengaya uranium dan memangkas cadangan uranium yang telah dikayakan.

Syarat lainnya untuk pencabutan sanksi adalah ketetapan dari badan pengawas nuklir PBB, IAEA, yang mengatakan bahwa nuklir Iran tidak memiliki dimensi militer. Iran sebelumnya telah berkali-kali membantah nuklir mereka untuk tujuan perang, melainkan pembangkit listrik dan medis.

Dalam hal ini, Khamenei mengatakan bahwa sampai pengawas PBB menyatakan nuklir mereka bukan untuk tujuan militer, Iran tidak boleh mengirim uranium ke luar negeri untuk dimusnahkan dan menunda konfigurasi ulang reaktor air berat agar tidak bisa membuat plutonium tingkat-senjata.

IAEA baru selesai mengumpulkan sampel dari kompleks militer Parchin yang diduga membuat senjata nuklir. Pengumuman hasil pemeriksaan sampel tersebut akan dilakukan pada 15 Desember mendatang.

Sebelumnya Khamenei menentang keras setiap kesepakatan dengan Amerika Serikat. Dia mengatakan Presiden Barack Obama telah mengiriminya dua surat berisikan penegasan bahwa AS tidak ada niat menggulingkan pemerintahan Iran.

Khamenei saat itu mengatakan bahwa AS akan berdusta dan mengkhianati kesepatan dengan Iran dan menyebabkan kerusakan di negara itu.


Credit  CNN Indonesia